Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kembali menggelar perhelatan akbar tahunan: Lomba Karapan Sapi Bupati Sumenep Cup 2025. Acara yang berlangsung di Stadion Giling, Kecamatan Sumenep, ini bukan sekadar perlombaan, melainkan juga upaya pelestarian budaya Madura yang sarat makna.
Lebih dari sekedar hiburan, karapan sapi menjadi bagian integral identitas Madura dan warisan budaya leluhur yang patut dilindungi. Komitmen Pemkab Sumenep untuk menjaga tradisi ini terlihat jelas dalam penyelenggaraan lomba yang semakin profesional dan meriah.
Lomba Karapan Sapi: Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menekankan pentingnya melestarikan karapan sapi sebagai warisan budaya Madura yang bernilai strategis. Ia melihat potensi besar tradisi ini untuk mendukung sektor pariwisata daerah.
Lomba tahun ini diikuti 64 pasangan sapi dari berbagai daerah. Peserta tak hanya berasal dari empat kabupaten di Pulau Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep), tetapi juga dari Kabupaten Lumajang dan Probolinggo.
Pemkab Sumenep berkomitmen menjadikan lomba karapan sapi sebagai agenda tahunan. Penyelenggaraan akan terus ditingkatkan dengan pendekatan profesional, kreatif, dan inovatif.
Bupati Fauzi juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk mempromosikan acara ini ke tingkat nasional bahkan internasional. Tujuannya adalah menjadikan Karapan Sapi Sumenep sebagai daya tarik wisata budaya unggulan.
Pentingnya Sportivitas dan Keselamatan
Dalam sambutannya, Bupati Fauzi mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas. Ia berharap seluruh peserta dan penonton dapat menjaga ketertiban dan keamanan selama perlombaan berlangsung.
Menang dan kalah merupakan hal biasa dalam perlombaan. Namun, semangat sportivitas dan kebersamaan di antara peserta harus tetap diutamakan.
Karapan Sapi: Lebih dari Sekadar Perlombaan
Ketua Panitia Pelaksana, Miskun, menambahkan bahwa lomba ini juga bertujuan mempererat tali silaturahmi. Acara tersebut menjadi momentum untuk menjaga jati diri budaya Madura di tengah arus modernisasi.
Karapan sapi bukan hanya tentang kecepatan sapi, tetapi juga tentang semangat persatuan dan pelestarian budaya. Ini merupakan warisan berharga yang harus dijaga dan dirayakan bersama.
Dengan penyelenggaraan yang semakin terstruktur dan profesional, diharapkan Karapan Sapi Bupati Sumenep Cup akan terus berkembang dan menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Ke depannya, Pemkab Sumenep akan terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan lomba. Berbagai inovasi dan strategi promosi akan diterapkan untuk memperkenalkan keunikan dan pesona Karapan Sapi Sumenep kepada dunia.
Melalui acara ini, diharapkan budaya Madura, khususnya karapan sapi, dapat terus lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang. Komitmen dan kerja sama semua pihak sangatlah penting untuk mencapai tujuan tersebut.