Teknologi digital telah membawa banyak kemudahan, namun sayangnya juga membuka celah bagi kejahatan siber. Modus penipuan online semakin beragam dan canggih, mengarah pada kerugian finansial yang signifikan bagi masyarakat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 9 Februari 2025 mencatat setidaknya 42.257 laporan penipuan, dengan 40.936 laporan telah diverifikasi. Kerugian diperkirakan mencapai Rp700 miliar.
Penipuan transaksi belanja online mendominasi laporan, diikuti penipuan investasi bodong dan tawaran hadiah palsu. Banyak penipuan dilakukan melalui akun media sosial palsu, terutama di Instagram. Situasi ini mendorong lembaga perbankan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan perlindungan nasabah.
Bahaya Penipuan Online dan Upaya Pencegahan dari BRI
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyadari dampak serius penipuan online, tidak hanya secara finansial tetapi juga emosional dan psikologis bagi korban. BRI aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan nasabah tentang bahaya penipuan digital.
BRI juga menerapkan tiga pilar utama untuk meningkatkan keamanan: penguatan proses operasional, pemanfaatan teknologi terkini, dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Pengembangan aplikasi perbankan yang lebih aman juga menjadi prioritas utama.
Modus Penipuan Social Engineering yang Perlu Diwaspadai
BRI secara konsisten mengingatkan nasabah untuk waspada terhadap social engineering, atau manipulasi psikologis yang memanfaatkan kelengahan korban. Banyak korban terjebak karena merasa berinteraksi dengan pihak resmi, padahal sedang ditipu. Berikut beberapa modus yang perlu diwaspadai:
1. Phishing Melalui Situs Palsu
Penipu membuat situs web palsu yang mirip dengan situs resmi perbankan. Tujuannya untuk mencuri data login pengguna seperti username dan password. Hal ini sangat berbahaya karena akses ke akun perbankan bisa disalahgunakan.
2. URL Website Palsu
Pelaku menyebarkan tautan website palsu yang mirip dengan situs resmi lembaga tertentu. Korban diarahkan untuk memasukkan data pribadi dan informasi penting lainnya ke dalam formulir palsu.
3. Smishing (SMS Phishing)
Modus ini menggunakan pesan singkat (SMS) yang tampaknya berasal dari lembaga resmi. Pesan tersebut berisi tautan mencurigakan yang mengarah ke situs palsu atau upaya pencurian data.
4. Vishing (Voice Phishing)
Penipu melakukan panggilan telepon dan menyamar sebagai petugas bank. Mereka mencoba mendapatkan informasi sensitif seperti kode OTP atau PIN dari korban.
5. Customer Support Palsu
Penipu berpura-pura menjadi tim layanan pelanggan untuk mendapatkan kepercayaan korban. Mereka kemudian meminta data pribadi atau mengarahkan korban ke situs palsu.
Tips Aman Bertransaksi dan Layanan QLola by BRI
Untuk menjaga keamanan transaksi, BRI menyarankan nasabah untuk selalu mengakses layanan melalui situs resmi QLola by BRI di qlola.bri.co.id. Berhati-hatilah saat diminta memberikan informasi pribadi secara online atau melalui telepon.
Segera hubungi Contact BRI di 1500017 atau melalui kanal resmi lainnya jika menemukan hal mencurigakan atau merasa menjadi target penipuan. QLola by BRI menawarkan solusi transaksi perusahaan yang lebih mudah dan aman. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan memanfaatkan layanan perbankan yang aman, masyarakat dapat meminimalisir risiko menjadi korban penipuan online. Semoga informasi ini bermanfaat dalam menjaga keamanan transaksi finansial Anda.