Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat, membawa dampak signifikan bagi berbagai aspek kehidupan. Namun, di balik manfaatnya yang luar biasa, AI juga membuka peluang baru bagi para penipu untuk menjalankan aksinya dengan lebih canggih dan efektif. Pada tahun 2025, penipuan berbasis AI diprediksi akan meningkat secara dramatis, mengancam keamanan finansial banyak individu dan lembaga.
Liputan6.com mencatat tiga berita teknologi terpopuler pada Selasa, 3 Juni 2025, yang mencerminkan perkembangan teknologi AI dan dampaknya. Salah satu berita yang paling banyak dibaca adalah tentang modus-modus penipuan AI yang perlu diwaspadai. Berita lainnya berkaitan dengan peluncuran terbatas Realme GT 7 Dream Edition, hasil kolaborasi dengan Aston Martin.
4 Modus Penipuan AI yang Harus Diwaspadai pada 2025
Tahun 2024 telah menjadi saksi bisu maraknya deepfake, kloning suara, dan penipuan phishing yang memanfaatkan kecanggihan AI. Para ahli memperingatkan bahwa ini baru permulaan.
Penipuan berbasis AI diprediksi akan menjadi ancaman utama pada tahun 2025, dengan potensi kerugian finansial yang sangat besar. Deloitte Center for Financial Services memperkirakan kerugian hingga USD 40 miliar pada tahun 2027.
FBI telah mengeluarkan peringatan terkait meningkatnya aktivitas kriminal yang memanfaatkan AI. Peningkatan aktivitas ini terlihat jelas di platform seperti Telegram.
Analisis Point Predictive menunjukkan peningkatan pesat pesan terkait aktivitas kriminal yang memanfaatkan AI dan deepfake untuk penipuan, meningkat hingga 644 persen dari tahun 2023 ke 2024.
Deepfake yang semakin realistis
Deepfake yang semakin canggih dan sulit dibedakan dari video asli menjadi alat utama para penipu. Mereka dapat membuat video palsu yang menampilkan korban atau orang-orang yang dikenal korban untuk melakukan penipuan.
Kloning suara yang meyakinkan
Teknologi kloning suara memungkinkan penipu meniru suara korban atau orang terdekatnya. Hal ini dapat digunakan untuk melakukan penipuan finansial melalui telepon atau pesan suara.
Phishing yang lebih personal
AI dapat digunakan untuk membuat email phishing yang sangat personal dan meyakinkan. Pesan-pesan ini dirancang untuk menargetkan individu tertentu dan mencuri informasi sensitif.
Penipuan berbasis AI generatif
AI generatif dapat menciptakan konten palsu yang meyakinkan, seperti berita palsu atau pesan pribadi yang tampak sangat otentik. Ini dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi atau memanipulasi korban.
Realme GT 7 Dream Edition: Edisi Terbatas Aston Martin
Realme meluncurkan Realme GT 7 Dream Edition, sebuah smartphone edisi khusus hasil kolaborasi dengan Aston Martin. Smartphone ini hanya tersedia 200 unit di Indonesia.
Desainnya menampilkan warna hijau Aston Martin Racing Green dan badge perak Silver Wings. Paket penjualan termasuk boks khusus, casing silver wing, dan pin SIM berbentuk mobil balap F1.
Selain desain eksterior, Realme GT 7 Dream Edition juga memiliki antarmuka pengguna (UI) yang dikustomisasi dengan tema Aston Martin Formula One.
Realme GT 7 Resmi Meluncur di Indonesia
Realme GT 7 resmi diluncurkan di Indonesia dengan harga Rp 8.499.000. Harga tersebut merupakan harga normal, dengan harga flash sale sebesar Rp 7.999.000.
Smartphone ini memiliki desain elegan dengan dua pilihan warna, IceSense Black dan IceSense Blue. Sistem pendinginan yang terintegrasi dengan graphene menjaga suhu perangkat tetap stabil.
Realme GT 7 menggunakan layar AMOLED 6,78 inci dengan resolusi 2780×1264 piksel, refresh rate adaptif hingga 120Hz, dan touch sampling rate hingga 2600Hz.
Kesimpulannya, perkembangan pesat teknologi AI membawa konsekuensi ganda. Di satu sisi, kita menikmati kemudahan dan efisiensi yang ditawarkannya. Namun, di sisi lain, kita juga harus waspada terhadap potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk tujuan kriminal. Peningkatan kewaspadaan dan pemahaman terhadap modus-modus penipuan AI menjadi sangat penting untuk melindungi diri dari ancaman tersebut. Perkembangan teknologi ini juga menuntut peningkatan literasi digital bagi seluruh lapisan masyarakat.