Tragedi longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, masih menyisakan duka mendalam. Hingga kini, tim SAR gabungan terus berupaya keras menemukan empat korban yang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun material longsor. Pencarian yang telah berlangsung beberapa hari ini telah berhasil mengevakuasi 21 jenazah, namun perjuangan belum berakhir. Upaya maksimal terus dilakukan untuk memastikan seluruh korban ditemukan dan mendapatkan penghormatan terakhir.
Pencarian Terkonsentrasi di Sektor Berisiko Tinggi
Tim SAR gabungan saat ini memfokuskan pencarian empat korban yang masih hilang di sektor kiri sebuah batu besar. Lokasi ini dinilai memiliki risiko tinggi karena keberadaan batu besar tersebut serta tumpukan material longsor yang masih labil.
Letkol Inf Mukhammad Yusron, Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, menjelaskan bahwa anjing pelacak K9 Polda Jabar telah mendeteksi tiga titik yang diduga sebagai lokasi jenazah korban. Selain itu, aroma menyengat juga tercium di sekitar lokasi tersebut, semakin memperkuat indikasi keberadaan korban di area ini.
Petugas menghadapi tantangan besar dalam proses evakuasi di sektor ini. Bahaya longsor susulan menjadi ancaman nyata, mengingat kondisi tanah yang labil dan potensi runtuhan material.
Prosedur Keselamatan Diutamakan
Meskipun risiko tinggi membayangi, tim SAR tetap berkomitmen untuk melanjutkan pencarian. Prosedur keselamatan kerja yang ketat diterapkan untuk meminimalisir risiko bagi para petugas.
Letkol Yusron menegaskan bahwa keselamatan personel merupakan prioritas utama. Jalur evakuasi telah disiapkan untuk mengantisipasi pergerakan tanah. Jika ditemukan tanda-tanda bahaya, tim akan segera menghentikan operasi dan mundur untuk memastikan keselamatan seluruh anggota. Prioritas utama adalah keamanan tim SAR, sehingga proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati dan terukur.
Upaya Maksimal dan Dukungan Berkelanjutan
Proses pencarian korban longsor Gunung Kuda merupakan operasi gabungan yang melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, Basarnas, hingga relawan masyarakat. Koordinasi dan kerja sama antar instansi menjadi kunci keberhasilan operasi ini.
Keberadaan anjing pelacak K9 dan deteksi aroma menyengat menjadi bukti pentingnya pemanfaatan teknologi dan keahlian khusus dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, sangat dibutuhkan untuk memberikan bantuan dan dukungan moral bagi keluarga korban.
Kesimpulan
Tragedi longsor Gunung Kuda menyadarkan kita akan pentingnya aspek keselamatan kerja dan pengawasan di area tambang. Semoga proses pencarian empat korban yang masih hilang dapat segera membuahkan hasil, dan keluarga korban dapat segera mendapatkan ketenangan. Keberhasilan evakuasi ini tidak hanya menjadi keberhasilan tim SAR, namun juga menjadi simbol harapan dan solidaritas bagi seluruh masyarakat. Peristiwa ini juga seharusnya menjadi pembelajaran berharga untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.