Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional. Sekretaris Jenderal PGRI, Dudung Abdul Qodir, melihat TKA memberikan dampak positif tidak hanya bagi siswa, tetapi juga guru dan orang tua. Menurutnya, sistem pendidikan saat ini kurang menantang bagi siswa, sehingga mereka cenderung santai dalam belajar.
TKA diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar yang lebih tinggi. PGRI optimistis TKA akan memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dampak Positif TKA terhadap Siswa dan Guru
Penerapan TKA diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. Tantangan akademik yang lebih tinggi akan meningkatkan kedisiplinan dan pemahaman mereka.
Guru juga akan termotivasi untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan menarik. Hal ini akan menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan berkualitas.
Orang tua pun akan lebih berperan aktif dalam mendorong anak-anaknya untuk belajar. Dukungan keluarga menjadi kunci keberhasilan pendidikan anak.
TKA sebagai Alat Pemetaan Pendidikan Nasional
Hasil TKA akan memberikan data yang komprehensif untuk pemetaan pendidikan di Indonesia. Data ini akan membantu pemerintah mengidentifikasi daerah-daerah yang membutuhkan intervensi khusus dalam meningkatkan literasi dan numerasi.
Data tersebut juga akan digunakan untuk meningkatkan kualitas guru. Pemerintah dapat menargetkan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
PGRI berharap TKA dapat menjadi dasar untuk perbaikan berkelanjutan dalam sistem pendidikan. Evaluasi yang terukur akan menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Pentingnya Pendekatan Transformatif dalam TKA
Meskipun mendukung TKA, PGRI menekankan pentingnya pendekatan transformatif dalam pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari tekanan berlebihan pada siswa seperti yang terjadi pada era Ujian Nasional sebelumnya.
Suasana belajar yang rileks dan menyenangkan akan lebih efektif daripada sistem yang menekan. Kepercayaan terhadap sekolah dan guru harus dibangun kembali.
PGRI berharap TKA dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memotivasi. Sistem pendidikan yang berorientasi pada pengembangan potensi siswa akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkarakter.
Hasil TKA, selain capaian akademik, juga diharapkan dapat merefleksikan keterampilan dan karakter siswa sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dengan demikian, TKA bukan sekadar ujian, melainkan instrumen untuk mengukur perkembangan holistik siswa.
Implementasi TKA yang baik membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, guru, orang tua, dan siswa. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkeadilan. PGRI berharap TKA akan menjadi tonggak penting dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Suksesnya TKA sangat bergantung pada komitmen bersama untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas dan berfokus pada pengembangan potensi siswa secara menyeluruh, bukan hanya pencapaian nilai semata.