AFC secara resmi telah menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pengumuman ini mengakhiri spekulasi yang beredar sejak awal Juni 2025, yang pertama kali dipublikasikan oleh media Arab Saudi, Asharq Al-Awsat.
Keputusan AFC ini menuai protes dari beberapa negara. Irak dan Uni Emirat Arab, bersama Indonesia dan Oman, juga mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah. Namun, AFC tetap memilih Qatar dan Arab Saudi.
Kontroversi Penunjukan Tuan Rumah
Penunjukan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah menimbulkan kontroversi. Beberapa pihak mempertanyakan perubahan regulasi yang terjadi.
Awalnya, regulasi menetapkan dua tim terbaik dari putaran ketiga sebagai tuan rumah. Kemudian, regulasi diubah, memungkinkan seluruh tim yang lolos untuk mengajukan penawaran.
Indonesia pun ikut mengajukan diri. Namun, AFC kembali mengubah regulasi, menetapkan tuan rumah berdasarkan peringkat FIFA, yang akhirnya dimenangkan oleh Qatar dan Arab Saudi.
Situasi ini menguntungkan kedua negara tersebut, karena mereka juga akan berlaga di putaran keempat kualifikasi.
Keuntungan bagi Timnas Indonesia: Dukungan Suporter dan Lapangan Berkualitas
Terlepas dari kontroversi, terdapat beberapa keuntungan bagi Timnas Indonesia jika bermain di Qatar atau Arab Saudi. Salah satunya adalah dukungan suporter.
Komunitas suporter Indonesia di luar negeri terbilang solid. Diperkirakan ada sekitar 37.000 WNI di Qatar dan lebih dari 857.000 di Arab Saudi.
Dukungan langsung dari WNI di kedua negara, dan juga dari negara-negara tetangga seperti UEA, Oman, Bahrain, dan Kuwait, sangat mungkin terjadi. Komunitas seperti Garuda Qatar, Garuda Saudi, dan Garuda Buana siap memberikan dukungan penuh.
Selain dukungan suporter, kualitas lapangan juga menjadi poin positif. Stadion-stadion di Qatar dan Arab Saudi terkenal dengan rumputnya yang berkualitas baik.
Pengalaman Timnas Indonesia bermain di Qatar, baik di Piala Asia U-23 maupun senior, menunjukkan permainan yang lebih lancar berkat kualitas lapangan yang mumpuni.
Hal serupa juga terlihat saat bermain di Arab Saudi. Aliran bola Timnas Indonesia di King Abdullah Sports City Stadium dinilai lebih baik daripada di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Kekhawatiran akan Fair Play
Namun, kekhawatiran utama tetap ada, yaitu terkait aspek non-teknis, khususnya fair play.
Ada kekhawatiran akan kemungkinan kepemimpinan wasit yang tidak adil. Timnas Indonesia sering merasa dirugikan oleh faktor ini saat melawan tim-tim Timur Tengah.
Federasi sepak bola Irak pun turut menyoroti hal ini. Ketidakadilan tersebut menjadi potensi kerugian bagi Timnas Indonesia selama kualifikasi.
Secara keseluruhan, penunjukan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memang memicu kontroversi. Meskipun ada keuntungan dari segi dukungan suporter dan kualitas lapangan, risiko ketidakadilan dalam memimpin pertandingan tetap menjadi perhatian utama. Semoga Timnas Indonesia mampu mengatasi tantangan ini dan menunjukkan performa terbaiknya.
