Mimpi Timnas China untuk kembali merasakan atmosfer Piala Dunia kembali pupus. Kekalahan 0-1 dari Timnas Indonesia dalam laga kualifikasi zona Asia pada Kamis, 5 Juni 2025, di Jakarta, mengakhiri harapan tersebut. Hasil ini memicu gelombang kritik pedas dari penggemar dan pengamat sepak bola di Negeri Tirai Bambu. Timnas China kini terbenam di dasar klasemen Grup C dengan catatan yang memprihatinkan.
Dari sembilan pertandingan, mereka hanya mampu meraih dua kemenangan dan menelan tujuh kekalahan. Lebih menyakitkan lagi, mereka menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di grup, yaitu 20 gol. Kegagalan ini menjadi sorotan utama, mengingat ambisi besar China untuk berjaya di kancah sepak bola internasional.
Kritik Keras Menggema dari Pengamat Sepak Bola China
Kekalahan memalukan dari Timnas Indonesia mendatangkan gelombang kritik tajam dari berbagai kalangan di China. Komentar pedas mengemuka dari para komentator dan analis sepak bola ternama. Salah satunya datang dari Zhan Jun, komentator kenamaan yang menilai strategi pelatih Branko Ivankovic tak sesuai dengan karakteristik tim.
Zhan, melalui akun Weibo-nya, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyorot kesalahan taktikal dan menilai beban permainan yang terlalu berat dibebankan kepada gelandang bertahan Wang Shangyuan tak efektif. Ia menilai performa Wang Shangyuan jauh dari kata memuaskan.
Analis senior Ji Yuyang turut menyuarakan kritiknya terhadap kepemimpinan Ivankovic. Ia menganggap Ivankovic gagal memberikan dampak signifikan bagi peningkatan performa tim. Menurut Ji, Ivankovic bahkan tak lebih baik dari pelatih-pelatih sebelumnya. Ia menambahkan bahwa posisi China di dasar klasemen grup dengan jumlah kekalahan dan kebobolan terbanyak mencerminkan kinerja buruk tim secara keseluruhan.
Kegagalan Beruntun dan Mimpi Piala Dunia yang Sirna
Hasil mengecewakan ini menambah deretan panjang kegagalan Timnas China di kancah internasional. Sejak terakhir kali tampil di Piala Dunia pada tahun 2002, China belum pernah lagi mampu lolos ke putaran final. Kegagalan beruntun ini membuat ambisi besar Presiden Xi Jinping untuk melihat China menjadi juara dunia semakin sulit terwujud.
Keinginan Presiden Xi Jinping untuk membawa Timnas China ke puncak prestasi sepak bola dunia telah diutarakan secara terbuka. Namun, realita di lapangan menunjukkan kesenjangan yang besar antara ambisi dan kinerja Timnas China. Kekalahan dari Indonesia menjadi bukti nyata betapa jauh perjalanan yang masih harus ditempuh Timnas China untuk mencapai cita-cita tersebut.
Reaksi Publik dan Sentimen Netizen
Publik China menunjukkan kekecewaan mendalam atas hasil pertandingan tersebut. Media sosial dibanjiri komentar-komentar yang mengecam performa buruk Timnas China. Banyak netizen yang menyoroti kelemahan mendasar dalam strategi, taktik, dan mental pemain.
Sentimen negatif mencuat di berbagai platform media sosial. Kritik pedas yang dialamatkan kepada pelatih, pemain, dan bahkan federasi sepak bola China menunjukkan betapa besarnya kekecewaan masyarakat. Harapan untuk tampil di Piala Dunia tampaknya masih menjadi mimpi jauh bagi Timnas China. Perubahan mendasar dalam pengelolaan dan pengembangan sepak bola di China diperlukan untuk memperbaiki performa tim di masa mendatang.
Kekalahan dari Indonesia bukan sekadar hasil pertandingan, melainkan cerminan dari permasalahan struktural yang mengancam cita-cita sepak bola China. Perbaikan menyeluruh, mulai dari pembinaan usia muda hingga strategi jangka panjang, sangat krusial untuk membangun kembali harapan dan kepercayaan publik. Jalan panjang masih menanti Timnas China untuk mencapai mimpi bergabung kembali di panggung Piala Dunia.