Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memberikan angin segar bagi aplikasi berbagi video TikTok. Setelah batas waktu penjualan operasional TikTok di AS kepada perusahaan atau investor Amerika Serikat lewat, Trump menunda pelarangan aplikasi tersebut. Keputusan ini memberikan waktu tambahan bagi TikTok untuk menyelesaikan proses penjualan. Hal ini merupakan penyelamatan ketiga kalinya bagi TikTok dari ancaman pelarangan di AS di bawah kepemimpinan Trump.
Keputusan penundaan ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan TikTok di Amerika Serikat dan bagaimana keputusan Trump akan berdampak pada lanskap media sosial global. Artikel ini akan membahas secara detail kronologi peristiwa, pihak-pihak yang terlibat, serta implikasi dari keputusan tersebut.
TikTok Diambang Pelarangan: Perpanjangan Waktu Ketiga
Awalnya, TikTok diberikan tenggat waktu untuk menjual operasionalnya di AS kepada perusahaan Amerika. Jika gagal, aplikasi ini terancam diblokir total di negara tersebut. Tenggat waktu tersebut telah beberapa kali diperpanjang oleh Trump.
Pada bulan April 2025, kesepakatan penjualan hampir rampung. Namun, pengumuman tarif tambahan untuk Tiongkok dari Trump membatalkan kesepakatan tersebut. TikTok kembali berada di ujung tanduk.
Tenggat waktu selanjutnya jatuh pada 19 Juni 2025. Namun, penjualan masih belum terlaksana. Oleh karena itu, Trump kembali menunda pelarangan, memberikan waktu tambahan 90 hari lagi.
Pernyataan Gedung Putih dan Reaksi Publik
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan alasan di balik perpanjangan waktu tersebut. Trump, menurut Leavitt, tidak ingin TikTok ditutup dan ingin memastikan kesepakatan penjualan selesai.
Pernyataan tersebut menekankan prioritas keamanan data pengguna Amerika. Perpanjangan ini memungkinkan administrasi Trump untuk terus berupaya mengamankan data pengguna Amerika dan menyelesaikan proses penjualan.
Reaksi publik terhadap keputusan ini beragam. Sebagian pihak menyambut baik penundaan tersebut, sementara yang lain tetap khawatir tentang keamanan data dan pengaruh TikTok yang berasal dari Tiongkok.
Potensi Pembeli dan Masa Depan TikTok di AS
Beberapa perusahaan telah dikaitkan dengan potensi akuisisi TikTok. Nama-nama besar seperti Amazon dan investor terkenal Kevin O’Leary sempat muncul sebagai calon pembeli. ByteDance, induk perusahaan TikTok, diperkirakan akan mempertahankan sebagian kecil saham.
Proses penjualan melibatkan banyak pihak, termasuk beberapa perusahaan modal ventura AS. Namun, persetujuan dari pemerintah Tiongkok diperlukan. Trump sendiri menyatakan optimisme bahwa Presiden Xi Jinping akan menyetujuinya.
Persaingan untuk menguasai pasar aplikasi berbagi video sangat ketat. Masa depan TikTok di AS masih belum pasti, meskipun dengan perpanjangan waktu ini, peluang bagi TikTok untuk terus beroperasi di negara tersebut masih terbuka. Ketidakpastian ini akan terus berlanjut hingga proses penjualan selesai, atau hingga keputusan akhir dari pemerintahan AS. Keputusan akhir ini akan memberi dampak signifikan bagi jutaan pengguna TikTok di Amerika Serikat.