Stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi perhatian utama di tengah dinamika ekonomi global. Berbagai faktor internal dan eksternal mempengaruhi pergerakan kurs, termasuk kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara-negara utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan paket stimulus ekonomi pemerintah berpotensi menjaga stabilitas rupiah. Ia menilai langkah-langkah pemerintah ini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan menopang pertumbuhan ekonomi.
Paket Stimulus Pemerintah: Benteng Pertahanan Rupiah?
Pemerintah Indonesia baru-baru ini meluncurkan serangkaian stimulus ekonomi untuk mendorong konsumsi, pariwisata, dan mobilitas masyarakat, terutama selama liburan sekolah Juni-Juli 2025. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Total anggaran yang dialokasikan untuk enam paket stimulus ini mencapai Rp24,44 triliun. Sumber pendanaan berasal dari revisi belanja non-prioritas, efisiensi anggaran kementerian/lembaga, dan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL).
Rincian Keenam Paket Stimulus Ekonomi
- Diskon moda transportasi: Diskon tiket kereta api 30 persen (2,8 juta penumpang), diskon PPN 11 persen tiket pesawat (6 juta penumpang), dan diskon angkutan laut hingga 50 persen (0,5 juta penumpang). Total anggaran Rp0,94 triliun, difokuskan pada sektor pariwisata dan UMKM.
- Diskon tarif tol: Diskon 20 persen di berbagai ruas tol selama 14 hari menjelang dan setelah libur sekolah. Diperkirakan 110 juta kendaraan akan merasakan manfaatnya.
- Perluasan bantuan sosial dan pangan: Distribusi bantuan beras 10 kg untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama dua bulan, ditambah penyaluran Kartu Sembako.
- Bantuan Subsidi Upah (BSU): Rp300.000 per bulan selama dua bulan (Juni-Juli) untuk 17,3 juta pekerja dan 565.000 guru honorer dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan. Langkah ini bertujuan mengurangi potensi PHK dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
- Diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): Diskon 50 persen selama enam bulan (Agustus 2025 – Januari 2026) bagi pekerja sektor padat karya. Program ini dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.
- Penambahan alokasi BSU: Rencana diskon listrik dibatalkan dan anggarannya dialihkan untuk menambah alokasi BSU menjadi Rp300.000 per bulan.
Kondisi Ekonomi AS dan Negosiasi Tarif AS-China
Data tenaga kerja AS bulan Mei 2025 menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Hal ini memberikan sentimen positif terhadap dolar AS.
Kenaikan Non Farm Payrolls (NFP) dan upah per jam melampaui proyeksi, menunjukkan ketangguhan ekonomi AS. Namun, Ariston Tjendra mengungkapkan bahwa pasar masih menunggu hasil perundingan tarif antara AS dan China di London.
Pertemuan antara Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menunjukkan upaya untuk menyelesaikan isu perdagangan antara kedua negara. Kondisi ini dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS.
Prospek Nilai Tukar Rupiah
Ariston memprediksi potensi pelemahan rupiah di kisaran Rp16.330 per dolar AS, dengan dukungan (support) di Rp16.250 per dolar AS. Namun, pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah justru menguat 6 poin (0,04 persen) menjadi Rp16.285 per dolar AS.
Meskipun paket stimulus diharapkan mampu menopang rupiah, dinamika ekonomi global, khususnya hubungan AS-China, tetap menjadi faktor penentu utama. Oleh karena itu, memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah menjadi sangat penting.
Ke depan, perlu evaluasi berkala terhadap efektivitas paket stimulus dan antisipasi terhadap perkembangan ekonomi global untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia juga krusial untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia.