Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kejadian unik sekaligus menggelikan. Seorang sopir ambulans tampak kebingungan saat mengantar jenazah seorang pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dari RSKD Dadi Makassar menuju rumah duka di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kejadian ini menjadi viral karena reaksi sang sopir dan dua penumpang yang ikut dalam ambulans.
Ketidakpastian alamat tujuan membuat perjalanan pemakaman ini jauh dari kata lancar. Sopir ambulans yang awalnya mengandalkan informasi dari dua orang teman almarhum justru mendapati mereka juga mengalami gangguan jiwa. Situasi ini kemudian memicu serangkaian kejadian tak terduga.
Sopir Ambulans Bingung, Tersesat di Jalan
Sopir ambulans tersebut terlihat menepi di pinggir jalan. Ia kesulitan menentukan lokasi rumah duka karena informasi alamat yang diberikan penumpang tidak jelas.
Ia berupaya meminta petunjuk kepada dua orang penumpang yang mengaku sebagai teman almarhum. Namun, kedua penumpang tersebut, yang juga merupakan ODGJ bernama Markus dan Sahar, justru ikut kebingungan dan tertawa saat ditanya alamat.
Situasi ini membuat sopir semakin frustasi. Dalam video terlihat ia mengutarakan kekesalannya sembari tetap berusaha profesional dalam menjalankan tugasnya.
Penumpang ODGJ Memperparah Situasi
Markus dan Sahar, awalnya mengaku mengetahui jalan menuju rumah duka di Gowa. Namun, sesampainya di Kabupaten Gowa, keduanya malah tersesat.
Ketidakmampuan mereka memberikan petunjuk yang jelas semakin memperburuk situasi. Kejadian ini membuat sopir dan dua penumpang ODGJ tersebut sama-sama bingung dan tertawa bersama.
Suasana yang seharusnya berduka berubah menjadi penuh kejanggalan dan kelucuan. Ketiga orang tersebut terjebak dalam situasi yang ironis dan tak terduga.
Respons Pihak Rumah Sakit dan Kesimpulan
Pihak Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut. Kabid Humas RSKD Dadi Makassar, Abd Malik, menyatakan sedang dalam rapat dan akan memberikan konfirmasi kemudian.
Kejadian ini menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan akurat dalam proses pengantaran jenazah. Kejadian ini juga memberikan gambaran betapa kompleksnya situasi yang bisa dihadapi oleh petugas ambulans, khususnya ketika berurusan dengan kasus yang melibatkan pasien dengan gangguan jiwa. Meskipun situasi tersebut berakhir dengan tawa, kejadian ini juga bisa menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memastikan informasi yang akurat sebelum memulai perjalanan. Ke depan, perlu ada mekanisme yang lebih terjamin dalam memastikan informasi alamat rumah duka untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali.