Polres Bandara Soekarno-Hatta bersama Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan 100 mililiter cairan *etomidate*, sebuah zat anestesi, di Terminal 3 Bandara Soetta. Cairan tersebut, dibawa oleh seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial F yang tiba dari Thailand. Penyelundupan dilakukan dengan cara menyembunyikan cairan *etomidate* dalam lima botol *skincare* pembersih wajah.
Penyelidikan bermula dari informasi mengenai maraknya penggunaan *vape* bermerek Dripas yang mengandung *etomidate*. Polisi menelusuri asal-usul *vape* tersebut dan menemukan bahwa *cartridge vape* diproduksi oleh F yang saat itu berada di Thailand.
Pengungkapan Penyelundupan Etomidate di Bandara Soetta
Polisi dan Bea Cukai melakukan koordinasi untuk mengamankan F setibanya di Bandara Soetta dengan penerbangan Thai Airways TG 0435. Pemeriksaan barang bawaan F menghasilkan temuan lima botol *skincare* yang setelah diuji laboratorium terbukti mengandung *etomidate*.
Petugas berhasil mengidentifikasi cairan tersebut sebagai *etomidate*, sebuah zat anestesi yang penggunaannya diatur secara ketat. Penggunaan *etomidate* tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan bahaya kesehatan serius.
Modus Operandi dan Sasaran Penyelundupan
F mengakui kepada petugas bahwa cairan *etomidate* tersebut akan disuntikkan ke dalam *cartridge pods* vape. Penggeledahan di kediaman F menemukan 210 *cartridge pods* kosong dan 10 alat suntik yang digunakan untuk mengisi cairan ke dalam *cartridge* tersebut.
*Cartridge pods* yang sudah diisi *etomidate* rencananya akan dijual dengan harga Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per unit. Sasaran penjualan F adalah anak muda dan pengunjung tempat hiburan malam.
Dampak dan Proses Hukum
F telah menjalankan bisnis ilegal ini sejak Desember 2024 dan telah meraup omzet hingga miliaran rupiah. Polisi akan menindaklanjuti kasus ini untuk mengungkap jaringan pemasok *etomidate* di Thailand.
Atas perbuatannya, F dijerat dengan Pasal 435 tentang farmasi, yang mengancam hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda Rp5.000.000.000, dan Pasal 436 terkait sediaan farmasi berupa obat keras, yang dapat dikenakan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda Rp500.000.000.
Detail Kasus dan Tindakan Hukum
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat di bandara untuk mencegah penyelundupan zat-zat berbahaya. Kerja sama antara Polres Bandara Soetta dan Bea Cukai terbukti efektif dalam mengungkap dan mencegah peredaran *etomidate* secara ilegal.
Proses hukum terhadap F akan terus berlanjut, termasuk upaya untuk mengungkap jaringan internasional yang terlibat dalam penyelundupan ini. Kasus ini menjadi peringatan penting tentang ancaman peredaran obat-obatan terlarang yang disalahgunakan.
Pengungkapan kasus ini menunjukkan komitmen aparat penegak hukum dalam memberantas kejahatan transnasional, khususnya terkait peredaran obat-obatan terlarang. Upaya pencegahan dan penindakan terus ditingkatkan untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan terlarang.
Pentingnya pengawasan ketat di bandara dan kerja sama antar instansi penegak hukum dalam mencegah peredaran obat-obatan terlarang kembali ditekankan. Kasus ini juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat akan bahaya penyalahgunaan obat-obatan. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih waspada dan bertanggung jawab.
