Kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025) meninggalkan duka mendalam. Hanya satu penumpang yang berhasil selamat, Ramesh Vivakushmar (40). Ia ditemukan terbangun di antara puing-puing pesawat, dikelilingi jasad penumpang lainnya. Keajaiban ini, bagaimanapun, menimbulkan tantangan psikologis yang tak kalah berat.
Kehidupan Ramesh berubah seketika. Dari seorang penumpang biasa, ia kini menjadi satu-satunya saksi bisu tragedi mengerikan tersebut. Keselamatannya yang luar biasa ini ternyata menyimpan beban psikologis yang perlu diperhatikan.
Apa Itu *Survivor Syndrome*?
Mira Damayanti Amir, S.Psi., psikolog dari Klinik SAJIVA RSKJ Dharmawangsa, menjelaskan *survivor syndrome* atau sindrom penyintas. Ini adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa bersalah karena selamat dari situasi yang mengancam jiwa, sementara orang lain meninggal.
Perasaan bersalah yang mendalam, pertanyaan “Kenapa aku yang selamat?”, dan rasa tidak layak hidup adalah ciri khasnya. Sindrom ini umum dialami korban bencana, kecelakaan besar, atau bahkan perang.
Gejala *Survivor Syndrome* dan Penyebabnya
Gejala *survivor syndrome* bisa beragam dan serius. Bukan hanya kesedihan atau trauma biasa.
Rasa bersalah yang berlebihan, penarikan diri sosial, kehilangan minat hidup, kesulitan menerima kenyataan selamat, dan kecemasan atau depresi yang menetap, adalah beberapa gejalanya.
- Korban sering mempertanyakan mengapa mereka yang hidup, bahkan merasa tak pantas bahagia.
- Nilai-nilai budaya juga berperan. Individu yang dibesarkan dengan nilai kolektif, menekankan pengorbanan diri, cenderung lebih rentan mengalami sindrom ini. Keselamatan diri terasa sebagai kegagalan moral.
Mengatasi *Survivor Syndrome* dan Peran Dukungan Sosial
Mengatasi *survivor syndrome* membutuhkan langkah-langkah tepat. Pertama, akui dan terima perasaan bersalah yang muncul. Emosi ini valid dan perlu diproses.
Kedua, jangan ragu mencari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater dapat memberikan panduan dan terapi yang tepat.
- Perkuat koneksi sosial Anda. Berbagi cerita dengan orang terdekat dapat meringankan beban emosional.
- Temukan makna baru dalam hidup. Aktivitas positif dapat membantu Anda bangkit dari trauma.
Keluarga dan orang-orang terdekat berperan krusial dalam pemulihan. Dukungan mereka memberikan rasa aman dan menumbuhkan kembali semangat hidup. Penerimaan dan empati lebih berharga daripada penilaian atau pertanyaan yang menuding.
Ramesh Vivakushmar, meskipun selamat dari tragedi, kini menghadapi tantangan baru. Kisahnya menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental korban selamat bencana. Dukungan dan pemahaman dari lingkungan sekitar menjadi kunci pemulihan mereka.
Perlu diingat, selamat dari bencana bukan kesalahan. Rasa bersalah adalah reaksi alami, tetapi tak berarti seseorang tak pantas bahagia. Proses penyembuhan memerlukan waktu dan dukungan, tapi pemulihan penuh sangat mungkin dicapai.