Pertemuan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat pada Minggu (8/6/2025) menarik perhatian publik. Bukan hanya karena kerja sama antar-kepala daerah yang dibahas, tetapi juga karena interaksi keduanya yang memicu reaksi kocak dari warganet.
Banyak netizen yang menjodoh-jodohkan kedua gubernur tersebut di media sosial. Hal ini menambah daya tarik pertemuan yang semula berfokus pada kolaborasi strategis antarprovinsi.
Pertemuan Profesional Berujung “Jodoh” di Mata Warganet
Agenda utama pertemuan tersebut adalah membahas kolaborasi strategis antara Jawa Barat dan Maluku Utara. Keduanya berdiskusi tentang peningkatan kinerja pemerintahan dan pelayanan publik.
Namun, fokus publik justru tertuju pada keakraban Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda. Kedekatan keduanya, yang sama-sama masih lajang, memicu gelombang komentar lucu dan menjodohkan mereka di media sosial.
Berbagai komentar bernada candaan bermunculan. Selebgram Lutfi Agizal misalnya, menulis, “Bismillah kantor KUA bsk Selasa sudah buka pak gub bu gub.”
Tanggapan Jenaka Dedi Mulyadi
Menariknya, Dedi Mulyadi menanggapi ramai-ramai komentar tersebut dengan santai dan humoris. Ia mengutip lirik lagu viral “Mangu” dari Fourtwnty.
Dedi menulis, “Cerita kita, sulit dicerna… pake nada lagu Mangu,” seolah memberi respons jenaka terhadap ucapan netizen yang menjodohkannya dengan Sherly Tjoanda.
Sikap humoris Dedi Mulyadi ini justru semakin mengundang senyum dan menambah kesan positif di mata publik. Reaksi tersebut dinilai sebagai bentuk komunikasi publik yang cerdas dan dekat dengan masyarakat.
Dampak Positif bagi Citra Publik
Kejadian ini menunjukkan sisi humanis kedua gubernur. Interaksi yang santai dan menyenangkan ini mampu menciptakan citra positif bagi keduanya.
Meskipun awalnya pertemuan bersifat formal dan berorientasi pada pembahasan kerja sama antarprovinsi, interaksi yang menarik ini menciptakan kesan yang lebih hangat dan memorable bagi publik.
Respons positif warganet terhadap interaksi kedua gubernur juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi publik yang humanis dan menarik dalam menciptakan hubungan yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Kejadian ini menjadi contoh bagaimana sebuah pertemuan formal dapat berkembang menjadi momen viral yang meningkatkan popularitas dan citra positif para pejabat publik jika ditangani dengan tepat dan cerdas.
Secara keseluruhan, pertemuan ini bukan hanya berhasil dalam konteks kerja sama antarprovinsi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi publik yang efektif dan menyenangkan.