Serangan Israel terhadap infrastruktur energi Iran telah memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik dan dampaknya terhadap stabilitas pasar energi global. Serangan yang terjadi pada akhir pekan lalu menargetkan beberapa fasilitas vital, termasuk kilang minyak dan ladang gas, mengakibatkan kebakaran besar dan penghentian produksi.
Insiden ini terjadi setelah serangkaian serangan saling balas antara Iran dan Israel. Akibatnya, korban jiwa dan kerusakan properti di kedua negara cukup signifikan.
Serangan Terhadap Infrastruktur Energi Iran
Serangan Israel menargetkan beberapa fasilitas energi penting Iran. Akibatnya, produksi gas dan minyak terganggu, berpotensi mengganggu pasokan global.
Kementerian Perminyakan Iran mengumumkan serangan terhadap depo bahan bakar utama dan kilang minyak di Teheran. Kebakaran besar terjadi di kedua lokasi, dan tim pemadam kebakaran bekerja keras untuk memadamkannya.
Selain itu, produksi di ladang gas South Pars, ladang gas terbesar di dunia, juga dihentikan sebagian. Hal ini terjadi setelah kebakaran melanda lokasi tersebut akibat serangan Israel.
Dampak Serangan Terhadap Pasokan Energi Global
Serangan terhadap infrastruktur energi Iran menimbulkan potensi gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah. Ini dapat berdampak signifikan pada harga energi dunia.
Iran memiliki cadangan gas alam terbesar kedua dan cadangan minyak mentah terbesar ketiga di dunia. Infrastruktur energinya selama ini menjadi target potensial Israel.
Meskipun sebelumnya Israel menahan diri untuk menyerang fasilitas energi Iran, situasi kini telah berubah drastis menyusul eskalasi konflik yang terjadi.
Fasilitas yang Menjadi Sasaran Serangan
Beberapa fasilitas kunci menjadi sasaran serangan Israel. Depot Shahran, pusat distribusi bahan bakar terbesar di Teheran, mengalami kerusakan signifikan.
Kilang Minyak Teheran, salah satu kilang tertua di Iran, juga menjadi target. Gangguan di kilang ini berdampak pada distribusi bahan bakar di kawasan padat penduduk.
Ladang gas South Pars, yang menyumbang dua pertiga dari produksi gas Iran, turut menjadi sasaran serangan. Serangan juga menargetkan Kilang Gas Fajr Jam, yang memproses gas dari South Pars.
Kerusakan pada Depot Shahran yang memiliki kapasitas penyimpanan hampir 260 juta liter bahan bakar, akan berdampak besar pada ketersediaan bahan bakar di Teheran.
Kilang Minyak Teheran dengan kapasitas penyulingan hampir 225.000 barel per hari, jika mengalami kerusakan berat akan berdampak pada perekonomian Iran.
Serangan terhadap ladang gas South Pars, dengan cadangan gas mencapai 1.260 triliun kaki kubik, berpotensi mengganggu pasokan gas domestik dan internasional.
Kerusakan pada Kilang Gas Fajr-e Jam berdampak pada pasokan listrik dan bahan bakar di provinsi selatan dan tengah Iran yang sudah mengalami tekanan tinggi. Pemerintah Iran memperkirakan pemadaman listrik menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$ 250 juta per hari.
Ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran, jalur laut vital untuk transportasi minyak global, menambah kekhawatiran akan lonjakan harga minyak dunia.
Serangan Israel pada hari Jumat telah menyebabkan harga minyak melonjak hingga 9% sebelum akhirnya mereda.
Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, dengan dampak yang luas terhadap pasar energi global. Situasi ini menuntut solusi diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan meminimalkan dampak negatif terhadap perekonomian dunia.