Sektor perhotelan dan restoran di Salatiga, Jawa Tengah, tengah menghadapi tantangan signifikan. Penurunan jumlah kunjungan dan dampak efisiensi anggaran pemerintah menjadi kendala utama dalam upaya pemulihan ekonomi di sektor ini. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga periode 2020-2025 telah menyelesaikan masa jabatannya, dan proses pemilihan ketua baru telah dilakukan.
Tantangan ini menjadi fokus utama bagi kepemimpinan baru PHRI Salatiga periode 2025-2030. Arso Adji Sadjiarto, terpilih sebagai ketua baru setelah melalui proses pendaftaran yang berlangsung Februari hingga Mei 2025. Ia dihadapkan pada tugas berat untuk membangkitkan kembali sektor ini.
Pemilihan Ketua PHRI Salatiga yang Baru
Proses pemilihan ketua PHRI Salatiga periode 2025-2030 telah selesai. Kuncoro Budi Cahyadi, Ketua Steering Comitee (SC) pemilihan, mengumumkan Arso Adji Sadjiarto sebagai satu-satunya calon yang memenuhi syarat. Pengumuman resmi disampaikan pada Senin, 16 Juni 2025, di Grand Wahid Hotel Salatiga.
Kepemimpinan Arso diharapkan dapat membawa angin segar bagi sektor perhotelan dan restoran di Salatiga. Harapan besar dari 60 anggota PHRI Salatiga, tertuju pada visi dan misi Arso untuk menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Sektor Pariwisata Salatiga
Efisiensi anggaran pemerintah berdampak signifikan terhadap sektor perhotelan dan restoran Salatiga. Arso Adji Sadjiarto mencatat penurunan okupansi hotel hingga 60 persen dan penurunan kunjungan restoran antara 30 hingga 40 persen.
Meskipun terjadi penurunan yang cukup drastis, Arso memastikan belum ada laporan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di lingkungan PHRI Kota Salatiga. Namun, karyawan tetap harus menerima pengurangan bonus karena target kunjungan dan pendapatan tidak tercapai.
Strategi Menghadapi Tantangan
Situasi ini menciptakan dilema bagi pelaku usaha. Meskipun pemerintah daerah masih mengizinkan kegiatan di hotel, efisiensi anggaran membatasi jumlah pesanan dan kegiatan yang dapat diselenggarakan.
Arso mengungkapkan kekhawatirannya atas minimnya pesanan dari pemerintah daerah, baik Salatiga maupun daerah tetangga. Kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.
Upaya Pemulihan dan Kolaborasi
PHRI Salatiga bersama pemerintah daerah perlu merumuskan strategi untuk mengatasi penurunan kunjungan. Peningkatan promosi pariwisata, pengembangan produk wisata baru, dan pengembangan kerjasama dengan berbagai pihak menjadi beberapa upaya yang bisa dilakukan.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat sangat penting untuk membangkitkan kembali sektor perhotelan dan restoran Salatiga. Kreativitas dan inovasi juga diperlukan untuk menarik minat wisatawan dan meningkatkan pendapatan.
Alun-alun Pancasila di Salatiga, dengan ikon tiga pahlawan asal kota tersebut, menjadi salah satu ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung sektor pariwisata. Keberadaan ruang terbuka ini dapat mendukung kegiatan masyarakat dan menarik kunjungan wisatawan.
Ke depannya, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan daya tarik wisata Salatiga dan menyesuaikan strategi bisnis sektor perhotelan dan restoran dengan kondisi ekonomi terkini. Dengan kolaborasi dan inovasi, sektor ini diharapkan dapat pulih dan berkontribusi pada perekonomian kota Salatiga.