Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan potensi penguatan teknis jangka pendek. Namun, potensi aksi ambil untung bisa memicu koreksi.
Setelah koreksi tajam pada Kamis, 19 Juni 2025, IHSG diperkirakan akan bergerak menguat menuju level 7.000-7.050. Meskipun demikian, peluang koreksi hingga level 6.800 tetap ada.
Analisis Teknikal IHSG: Potensi Penguatan dan Koreksi
BNI Sekuritas memprediksi support IHSG berada di level 6.900-6.950, dan resistance di 7.000-7.050 untuk perdagangan Jumat. Ini menjadi acuan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengamati peningkatan tekanan jual. Namun, tren IHSG secara keseluruhan masih positif, ditunjukkan oleh slope 21,26 dan r-squared 0.806.
Level support kritis berada di 6.959. Jika level ini tertahan, IHSG berpeluang menguat. Namun, jika tekanan jual berlanjut, risiko penurunan hingga level 6.910 perlu diwaspadai.
Rekomendasi Saham Pilihan
BNI Sekuritas merekomendasikan beberapa saham untuk hari ini, diantaranya Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), Sentul City Tbk (BKSL), Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), dan Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi saham BRPT, INCO, dan MBMA. Para investor disarankan untuk mempertimbangkan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.
IHSG Anjlok 1,96% pada 19 Juni 2025
Pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,96%, ditutup di posisi 6.968,63. Indeks LQ45 juga ikut tertekan, turun 2,26% ke level 774,81.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang menembus angka 16.400. Sebanyak 571 saham melemah, sementara 92 saham menguat dan 139 saham stagnan.
Total volume perdagangan mencapai 24,9 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14 triliun. Semua sektor mengalami penurunan, dengan sektor transportasi dan basic materials memimpin koreksi.
Sektor transportasi mengalami penurunan 3,84%, diikuti sektor basic materials yang turun 3,75%. Teknologi, energi, industri, dan sektor lainnya juga mengalami penurunan yang signifikan.
Kesimpulannya, IHSG menunjukkan pergerakan yang dinamis, dengan potensi penguatan teknis yang diimbangi oleh risiko koreksi. Rekomendasi saham yang diberikan oleh para analis dapat menjadi pertimbangan, namun keputusan investasi tetap menjadi tanggung jawab masing-masing investor. Penting untuk selalu memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis yang komprehensif sebelum melakukan transaksi jual beli saham.