Pada Jumat, 13 Juni 2025, saya merasakan pengalaman kuliner yang unik di tengah hiruk pikuk makan siang kawasan Sudirman, Jakarta. Berbeda dengan arus pekerja yang bergegas keluar kantor, saya justru melangkah masuk ke Immersion by Lexus untuk menyaksikan langsung Lexus Feast edisi ke-4. Sejak pintu kuning besar tertutup di belakang, saya sudah merasakan bahwa ini lebih dari sekadar perayaan kuliner biasa.
Lexus Feast tahun ini mengangkat tema “The Pinnacle of Luxury – Perfected by Omotenashi, Crafted for You.” Konsep “Omotenashi,” keramahan khas Jepang yang tulus dan penuh perhatian pada detail, menjadi inti dari pengalaman mewah yang ditawarkan Lexus.
Refleksi Personalisasi yang Mewah
Lexus Feast dirancang untuk memberikan apresiasi personal kepada pelanggan. Acara ini dirancang sebagai bentuk privilege, menyatukan nilai-nilai inti merek Lexus: kemewahan, inovasi, keberlanjutan, dan sentuhan personal.
Setiap peserta mengisi kuesioner untuk menentukan profil kuliner mereka. Hal ini membagi mereka ke dalam tiga kategori: Explorer, Artisan, dan Passionate, yang memengaruhi menu yang disajikan.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Hiroyuki Oide, membuka sesi makan siang dengan ajakan bersulang, “Kanpai!”. Chef Rachel Tjahja menjelaskan bahwa setiap hidangan mencerminkan nilai-nilai Lexus.
Bahan-bahan pilihan seperti *bafun uni*, *sher wagyu*, amadai, dan *ezo awabi* memberikan kekayaan rasa dan tekstur. Gurita menambahkan kelembutan dan manis, menghasilkan cita rasa *umami* yang mendalam.
Tidak Dipilih Semata untuk Kemewahan
Chef Rachel menekankan bahwa pemilihan bahan bukan hanya untuk kesan mewah. Setiap bahan dipilih berdasarkan perannya dalam keseluruhan hidangan, bukan semata karena kemewahannya.
Trio jamur—porcini kering, tiram raja, dan umbi lili—menambahkan nuansa membumi. *Myoga*, *yuba*, dan *genmaicha* memberikan keseimbangan dan kontras rasa.
Menu pembuka, The Roots—Takumi no Hajime, sama untuk semua kategori. *Chawan mushi* hangat dengan abalon, *carabineros*, minyak daun bawang, dan kaviar Oscietra memberikan pengalaman tekstur dan aroma yang mengesankan.
Menuju Menu Personalisasi
Setelah pembuka, disajikan The Pioneer—Where Grace Meets Motion. Lobak panggang *pavé*, emulsi miso-saffron, dan *hazelnut caipo tuile* memiliki visual yang menarik. Tekstur renyah dan rasa asamnya tetap terasa meskipun disiram saus.
Hidangan selanjutnya, The Reflection—Pursuit of Perfection, terdiri dari tiga lapis *koshihikari*, gratin jamur, krim kacang *mete-truffle*, dan kuah hojicha panggang. Kuah hojicha dituang setelah setengah sajian dimakan, menambah kenikmatan rasa.
Sebelum hidangan utama personalisasi, *palate cleanser* disajikan. Sebagai Explorer, saya menikmati The Awakening—Power in Poise.
Makanan Utama sampai Penutup
Hidangan utama saya, gurita panggang arang dengan *shishito romesco*, bawang putih hitam, asam jawa, belimbing acar, dan *Togarashi puffed tendon*, menjadi favorit saya.
Tekstur gurita yang kenyal dan aroma panggangnya berpadu sempurna dengan saus asam jawa dan belimbing acar yang memberikan rasa pahit yang menyeimbangkan.
Dessert pun disajikan sesuai kepribadian. Sebagai Explorer, saya mendapatkan hidangan penutup yang mencerminkan rasa ingin tahu dan selera akan hal yang tak terduga.
Es krim lembut dengan *topping* renyah dan aroma yang lembut menjadi penutup yang sempurna untuk pengalaman kuliner personal di Lexus Feast. Lexus Feast tidak hanya menawarkan kelezatan kuliner, tetapi juga pengalaman yang terpersonalisasi dan berkesan, sesuai dengan filosofi Omotenashi.