Pada peringatan Hari Laut Sedunia, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (IDCA) menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto. Surat tersebut berisi keprihatinan mendalam terhadap aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kawasan wisata bawah laut terkenal ini terancam kerusakan akibat ekspansi industri tambang.
IDCA mendesak Presiden untuk mengambil tindakan nyata guna melindungi ekosistem laut Raja Ampat yang rapuh. Mereka mengajukan beberapa poin penting dalam surat tersebut, yang harapannya dapat menjadi pertimbangan pemerintah.
Tuntutan Pencabutan Izin Tambang dan Perlindungan Laut yang Lebih Luas
Poin utama dalam surat terbuka IDCA adalah pencabutan izin tambang nikel di Raja Ampat secara permanen. Langkah ini dinilai krusial untuk menyelamatkan ekosistem laut yang sudah terancam. IDCA juga mendorong perluasan zona perlindungan laut untuk memberikan ruang aman yang lebih luas bagi biota laut.
Perluasan area konservasi akan membantu melindungi keanekaragaman hayati Raja Ampat. Hal ini penting untuk menjaga kelestarian terumbu karang, habitat ikan, dan spesies laut lainnya.
Penguatan Ekonomi Hijau dan Keterlibatan Masyarakat Lokal
IDCA juga menekankan pentingnya penguatan ekonomi hijau berbasis masyarakat lokal. Ini sebagai alternatif ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, menggantikan ketergantungan pada industri ekstraktif.
Dengan mengutamakan ekonomi hijau, masyarakat lokal dapat tetap sejahtera tanpa merusak lingkungan. Ini akan menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian alam.
Keterlibatan aktif masyarakat sekitar dalam pengelolaan kawasan wisata dan konservasi juga menjadi poin penting lainnya. Partisipasi mereka sangat penting untuk keberhasilan program pelestarian alam.
Masyarakat lokal memiliki pengetahuan tradisional dan kearifan lokal yang berharga dalam pengelolaan sumber daya alam. Dengan melibatkan mereka, proses konservasi akan lebih efektif dan berkelanjutan.
Dampak Tambang Nikel terhadap Pariwisata Raja Ampat
Ketua IDCA, Ebram Harimurti, menegaskan bahwa industri tambang sangat bertentangan dengan nilai konservasi Raja Ampat. Raja Ampat bukan hanya kebanggaan nasional, tetapi juga simbol konservasi laut global.
Keberadaan industri ekstraktif seperti tambang nikel sangat kontradiktif dengan nilai ekologis Raja Ampat yang tinggi. Ini mengancam keberlanjutan sektor pariwisata yang jauh lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Lebih dari 60 persen daya tarik utama pariwisata Indonesia berasal dari kekayaan alam. Raja Ampat berkontribusi lebih dari Rp 150 miliar per tahun dari sektor pariwisata. Pendapatan ini jauh lebih stabil dan berkelanjutan dibandingkan tambang yang bersifat sementara dan merusak lingkungan.
Lokasi tambang di Pulau Kawe, dekat dengan destinasi wisata andalan Wayag, menjadi perhatian utama. Aktivitas pertambangan berpotensi menyebabkan sedimentasi yang mengancam habitat manta ray dan terumbu karang.
Kerusakan lingkungan tersebut akan mencoreng citra Indonesia sebagai destinasi selam terbaik di dunia. Hal ini akan berdampak besar terhadap pendapatan negara dari sektor pariwisata.
Mencari Solusi yang Menguntungkan Semua Pihak
IDCA menyadari pentingnya pembangunan nasional, termasuk pengembangan industri nikel untuk hilirisasi dan transisi energi. Namun, tidak semua wilayah cocok untuk pertambangan.
Mereka menekankan perlunya solusi win-win solution antara sektor pertambangan dan pariwisata. Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dan ekonomi jangka panjang sebelum memberikan izin tambang.
Melalui surat terbuka ini, IDCA mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga laut Indonesia. Pembangunan hijau harus menjadi pijakan utama untuk masa depan bangsa.
Perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus berjalan beriringan. Raja Ampat sebagai contoh nyata bagaimana keseimbangan tersebut dapat dicapai.
Dengan menjaga kelestarian Raja Ampat, Indonesia tidak hanya melindungi kekayaan alamnya, tetapi juga mengamankan masa depan pariwisata dan perekonomian nasional. Harapannya, pemerintah dapat bijak dalam mengambil keputusan yang mempertimbangkan kepentingan jangka panjang.