PT Pegadaian (Persero) gencar mengelola sampah melalui program inovatifnya, The Gade Clean and Gold. Program ini mengajak masyarakat untuk menukarkan sampah plastik dengan tabungan emas, sebuah upaya yang sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Namun, perjalanan program ini tak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah edukasi dan infrastruktur. Kesadaran masyarakat akan nilai ekonomis sampah dan ketersediaan fasilitas pengolahan sampah di berbagai daerah masih menjadi kendala utama.
The Gade Clean and Gold: Menukar Sampah Plastik dengan Emas
Program The Gade Clean and Gold bertujuan mulia, yaitu mengubah sampah plastik menjadi aset berharga. Masyarakat diajak untuk mengumpulkan sampah plastik yang telah dipilah dan menukarnya dengan tabungan emas di Pegadaian.
Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian, Eka Pebriansyah, mengungkapkan bahwa program ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 3.030 ton sampah plastik. Kolaborasi dengan 425 bank sampah dan lebih dari 56.000 nasabah menjadi kunci keberhasilan ini.
Mekanisme penukarannya cukup sederhana. Masyarakat membawa sampah plastik yang sudah terpilah ke bank sampah binaan Pegadaian. Sampah ditimbang, dan nilainya dikonversi menjadi saldo tabungan emas berdasarkan harga jual sampah plastik dan harga emas terkini.
Program ini terbuka untuk umum, bukan hanya nasabah Pegadaian. Ini merupakan strategi Pegadaian untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengenalkan investasi emas kepada masyarakat luas.
Tantangan Edukasi dan Infrastruktur
Kendati sukses, program ini masih menghadapi kendala signifikan. Edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dan nilai ekonomisnya masih menjadi tantangan utama.
Keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah juga menghambat program ini. Kesulitan dalam pengangkutan dan pengelolaan sampah, serta akses inklusi keuangan, menjadi hambatan tambahan.
Inisiatif Berkelanjutan Pegadaian di Bidang Pengelolaan Sampah
Pegadaian tak hanya fokus pada pengelolaan sampah plastik. Mereka juga memiliki program The Gade Integrated Farming, yang mengolah sampah organik menjadi pupuk organik cair.
Program ini telah diterapkan di 14 desa binaan Pegadaian, mendukung pertanian berkelanjutan masyarakat setempat.
Selain itu, Pegadaian juga mengembangkan program Waste to Energy, yang memanfaatkan sampah residu sebagai sumber energi. Implementasinya sudah terlihat di beberapa daerah, contohnya di Padang dan Rempoah, Banyumas.
Di Padang, sampah dimanfaatkan sebagai bahan bakar produksi semen, sementara di Rempoah, sampah menghasilkan listrik untuk penerangan kawasan.
Pegadaian juga memiliki program Sedekah Sampah dan Satu Cabang Satu Bank Sampah. Setiap kantor cabang Pegadaian memiliki mitra bank sampah untuk mengelola sampah yang dikumpulkan.
Kampanye kebersihan juga digalakkan melalui program Behind Football, berkolaborasi dengan suporter sepak bola dan PSSI untuk membersihkan stadion setelah pertandingan.
Pegadaian menyadari bahwa keberhasilan pengelolaan sampah membutuhkan kolaborasi. Mereka menerapkan pendekatan pentahelix yang melibatkan bank sampah, universitas, pemerintah, media, dan BUMN lainnya.
Kolaborasi ini meliputi pelatihan, penyediaan fasilitas, edukasi, dan sistem Memilah Sampah Menabung Emas. Pegadaian juga aktif bersinergi dalam program kolaborasi yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Ke depan, Pegadaian berencana untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan programnya, termasuk dengan melibatkan lebih banyak “local hero” di bidang lingkungan. Komitmen Pegadaian terhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan menunjukkan sebuah model bisnis yang inovatif dan bertanggung jawab sosial, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.