Pilates, lebih dari sekadar tren kebugaran kekinian, telah lama berperan penting dalam dunia rehabilitasi medis. Instruktur Pilates dari Therapilates Yogyakarta, Helga Santoso, menjelaskan bahwa asal-usul alat-alat Pilates bahkan berasal dari ranjang rumah sakit. Sejarah panjang dan manfaatnya yang beragam menjadikan Pilates pilihan latihan yang tepat bagi berbagai kalangan.
Metode latihan ini, yang diciptakan oleh Joseph Pilates, telah berevolusi sejak awal kemunculannya di tahun 1920-an. Dari ranjang rumah sakit hingga menjadi latihan populer di seluruh dunia, Pilates membuktikan daya tahan dan efektivitasnya.
Joseph Pilates: Sang Pencipta Metode Kontrologi
Joseph Pilates, seorang *physical trainer* dan penulis asal Jerman, lahir pada tahun 1883. Sejak kecil, ia menderita berbagai penyakit seperti asma, demam rematik, dan rakhitis.
Kondisi kesehatannya yang kurang baik justru memotivasi Joseph untuk membangun kekuatan fisik. Ia pun tekun mempelajari berbagai disiplin ilmu olahraga, mulai dari yoga dan senam hingga seni bela diri.
Ketertarikan mendalam pada anatomi dan gerak tubuh manusia menjadi landasan utama dalam pengembangan metodenya. Ia tidak hanya fokus pada kekuatan fisik, tetapi juga pada integrasi antara pikiran dan gerakan.
Pilates dan Sejarahnya di Masa Perang Dunia I
Pada masa Perang Dunia I, Joseph Pilates bertugas sebagai perawat. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk mengembangkan metode latihan khusus bagi para tentara yang terluka.
Ia berinovasi dengan memanfaatkan pegas dari ranjang rumah sakit untuk membantu gerakan para pasien. Pegas inilah yang menjadi cikal bakal alat-alat Pilates modern seperti *reformer* dan *cadillac*.
Metode yang ia kembangkan dikenal sebagai *contrology*, sebuah seni mengendalikan tubuh melalui kekuatan pikiran dan koordinasi gerak yang presisi.
Perjalanan Pilates Menuju Popularitas Global
Setelah Perang Dunia I, Joseph Pilates bermigrasi ke New York pada tahun 1926 bersama istrinya, Clara. Mereka mendirikan studio latihan dekat New York City Ballet.
Metode Pilates langsung menarik perhatian penari profesional dan atlet. Keefektifannya dalam memperkuat otot inti, meningkatkan fleksibilitas, dan mempercepat pemulihan cedera menjadi daya tarik utamanya.
Dari New York, Pilates menyebar ke seluruh Amerika Serikat dan kemudian ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Popularitasnya terus meningkat hingga saat ini.
Helga Santoso menekankan bahwa Pilates bukan hanya tren semata. Manfaatnya untuk rehabilitasi dan peningkatan kesehatan secara menyeluruh membuatnya tetap relevan dan dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Dari ranjang rumah sakit hingga studio-studio Pilates modern, perjalanan metode ini menunjukkan betapa inovasi dan dedikasi dapat menghasilkan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
