Indonesia, penghasil kemenyan terbesar dunia dengan pangsa pasar 80 persen, menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Namun, nilai ekspornya masih jauh dari optimal, menunjukkan adanya peluang signifikan untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui hilirisasi industri ini. Ekspor kemenyan Indonesia pada tahun 2024 mencapai 52,1 juta dollar AS, atau sekitar Rp 847,14 miliar, dengan volume ekspor mencapai 43.100 ton. Angka ini masih jauh di bawah potensi pasar global yang mencapai 23 miliar dollar AS.
Potensi Besar Hilirisasi Kemenyan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan potensi luar biasa dari hilirisasi kemenyan. Sebagian besar ekspor kemenyan Indonesia masih dalam bentuk mentah.
Dengan pengolahan lebih lanjut menjadi produk turunan seperti parfum, aromaterapi, atau minyak atsiri, nilai jualnya dapat meningkat secara signifikan. Pasar global untuk produk-produk ini sangat besar dan belum sepenuhnya tergarap oleh Indonesia.
Luhut juga menyoroti pentingnya infrastruktur untuk mendukung hilirisasi kemenyan. Akses ke daerah penghasil kemenyan yang seringkali terpencil menjadi tantangan utama.
Pemerintah tengah berupaya mengatasi kendala infrastruktur ini untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi dan mendukung perkembangan industri hilir. Inisiatif ini diyakini akan mampu mendongkrak nilai ekspor kemenyan Indonesia.
Tantangan Infrastruktur dan Pengembangan Riset
Sebagian besar kemenyan Indonesia berasal dari pohon-pohon yang tumbuh di daerah terpencil, seperti sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Sekitar 75.000 pohon kemenyan menghasilkan sekitar 75.000 kilogram kemenyan.
Keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan utama dalam pengembangan industri kemenyan. Jalan yang buruk dan akses yang sulit menghambat pengangkutan hasil panen ke pusat pengolahan.
Selain infrastruktur, riset dan pengembangan juga menjadi kunci. Pengembangan teknologi pengolahan dan inovasi produk turunan kemenyan akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global. Pengurutan genom juga sedang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman kemenyan.
Peran Pemerintah dalam Pengembangan Industri Kemenyan
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah berupaya mendorong hilirisasi kemenyan. Namun, peta jalan yang komprehensif untuk hilirisasi kemenyan belum tersedia.
Direktorat Jenderal Industri Agro saat ini fokus pada pengembangan minyak atsiri, salah satu produk turunan kemenyan yang memiliki potensi pasar yang besar.
Meskipun roadmap khusus untuk kemenyan belum ada, pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri ini, termasuk melalui peningkatan infrastruktur dan riset.
Target Pasar dan Strategi Ekspor
Meskipun ekspor kemenyan Indonesia tahun 2024 naik 5,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, pasar utama ekspor masih didominasi oleh negara-negara Asia, terutama India (42,9 persen), Vietnam (13,7 persen), China (9,1 persen), Bangladesh (4,1 persen), dan Singapura (4 persen).
Diversifikasi pasar ekspor menjadi strategi penting untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa negara saja dan meningkatkan pendapatan. Eksplorasi pasar baru di Eropa dan Amerika, yang memiliki daya beli tinggi, perlu dilakukan.
Strategi pemasaran yang efektif juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing produk kemenyan Indonesia di pasar global. Branding produk yang kuat dan promosi yang tepat sasaran akan membantu meningkatkan nilai jual.
Kesimpulannya, hilirisasi kemenyan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia. Namun, keberhasilannya bergantung pada komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur, mendorong riset dan pengembangan, serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk menembus pasar global. Dengan upaya yang terintegrasi dan konsisten, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan dari komoditas unggulan ini secara signifikan.