Sistem transaksi tol tanpa berhenti semakin populer di Indonesia. Penggunaan stiker RFID yang terpasang di kendaraan memungkinkan pengendara melewati gerbang tol tanpa perlu berhenti untuk membayar. Sistem ini menjanjikan efisiensi waktu dan mengurangi kemacetan di jalan tol.
Salah satu sistem yang telah diterapkan adalah Let It Flo, dikembangkan oleh PT Jasa Marga. Sistem ini terintegrasi dengan aplikasi Travoy, mempermudah pengguna dalam memantau saldo dan melakukan transaksi.
Biaya dan Cara Pemasangan Stiker RFID Let It Flo
Untuk menggunakan sistem Let It Flo, kendaraan Anda harus dipasangi stiker RFID. Pemasangan stiker ini dilakukan setelah melakukan pendaftaran melalui aplikasi Travoy.
Setelah mendaftar, Anda akan mendapatkan jadwal dan lokasi pemasangan stiker yang dapat dipilih sesuai dengan preferensi Anda. Biaya pemasangan stiker RFID Let It Flo adalah Rp 85.000 per stiker, termasuk garansi selama 24 jam penuh sejak pemasangan.
Cara Kerja Sistem Transaksi Tol Tanpa Berhenti
Sistem ini memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Stiker RFID yang terpasang pada kaca depan atau lampu depan kanan kendaraan akan terbaca oleh sensor di gerbang tol.
Saat kendaraan mendekati gerbang tol dengan kecepatan maksimal 20 km/jam, sistem akan otomatis membaca stiker RFID dan membuka palang pintu tol. Saldo di aplikasi Let It Flo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif tol yang berlaku.
Sistem ini dirancang untuk memastikan transaksi berlangsung cepat dan lancar, mengurangi waktu tunggu di gerbang tol dan meminimalisir kemacetan.
Daftar Gerbang Tol yang Mendukung Sistem Let It Flo
Saat ini, beberapa ruas tol di Jakarta dan sekitarnya telah menerapkan sistem transaksi tanpa berhenti menggunakan Let It Flo. Anda dapat mengenali gerbang tol yang mendukung sistem ini dengan melihat logo Flo yang terpasang.
Berikut daftar gerbang tol yang telah menerapkan sistem Let It Flo, terbagi berdasarkan ruas tol:
Jalan Tol Dalam Kota Jakarta – Jakarta-Sedyatmo
- GT Kamal 1 dan Arah Jakarta
- GT Kamal 3 dan 4
- GT Kapuk
- GT Pluit
- GT Angke 1 dan 2
- GT Tomang
- GT Jelambar 1 dan 2
- GT Tanjung Duren
- GT Slipi 2
- GT Pejompongan
- GT Senayan
- GT Semanggi 1
- GT Kuningan
- GT Tebet 1
- GT Cawang
- GT Cengkareng
- GT Halim
Tol Jagorawi
- GT Ciawi Arah Jakarta
- GT Bogor 1 dan 2
- GT Sentul Selatan 1 dan 2
- GT Sentul Utara 1 dan 2
- GT Citeureup 1 dan 2
- GT Cibubur 1 dan 2
- GT Dukuh 2
- GT TMII 1 dan 2
- GT Cililitan
Tol JORR
- GT Meruya Utama
- GT Meruya Utara
- GT Meruya Selatan
- GT Ciledug 1 dan 2
- GT Veteran 1
- GT Ciputat 2
- GT Bambu Apus 1 dan 2
- GT Jatiwarna 1 dan 2
- GT Jatiasih 1 dan 2
- GT Cikunir 1, 4, dan 8
- GT Bintara
- GT Pulo Gebang
- GT Pondok Ranji Utama
- GT Pondok Ranji Sayap
- GT Joglo 1 dan 2
Tol Jakarta-Tangerang
- GT Karawaci 2 dan 3
- GT Tangerang 1 dan 2
- GT Kunciran 1 dan 2
- GT Karang Tengah Barat
- GT Meruya 1 dan 2
- GT Kebon Jeruk 1 dan 2
Tol Jakarta-Cikampek
- GT Ramp Pondok Gede Barat 1 dan 2
- GT Pondok Gede Timur 1 dan 2
- GT Bekasi Barat 1 dan 2
- GT Bekasi Timur
- GT Tambun
- GT Cikarang Barat 3, 4, dan 5
- GT Cibatu
- GT Karawang Barat 1 dan 2
- GT Karawang Timur 1 dan 2
Bali
- GT Ngurah Rai
- GT Nusa Dua
- GT Benoa
Perlu diingat bahwa beberapa gerbang tol masih menerapkan sistem hybrid, yang berarti pembayaran dengan e-Toll masih dapat digunakan.
Sistem transaksi tol tanpa berhenti ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna jalan tol di Indonesia. Dengan semakin banyaknya gerbang tol yang mendukung sistem ini, penggunaan sistem transaksi tol tanpa berhenti di masa mendatang akan semakin meluas.