Sebuah kasus hukum yang melibatkan penumpang Alaska Airlines telah mencapai penyelesaian. Ketiga penumpang tersebut mengajukan gugatan setelah mengalami insiden pintu pesawat yang terlepas saat penerbangan. Kasus ini menyorot pentingnya keselamatan penerbangan dan tanggung jawab baik maskapai maupun produsen pesawat.
Insiden yang terjadi pada 5 Januari 2024 dalam penerbangan dari Portland ke Ontario melibatkan pesawat Boeing 737 Max. Kejadian ini menimbulkan trauma dan kerugian bagi para penumpang yang mengalami kejadian menegangkan tersebut.
Gugatan Miliaran Dolar dan Penyelesaian di Luar Pengadilan
Awalnya, ketiga penumpang menuntut ganti rugi sebesar US$1 miliar dari Alaska Airlines dan Boeing. Mereka mengklaim mengalami luka fisik dan emosional akibat insiden tersebut.
Gugatan tersebut akhirnya diselesaikan di luar pengadilan pada Juli 2025. Pengadilan menolak gugatan resmi pada tanggal 7 Juli dengan “prasangka”, mencegah upaya hukum lebih lanjut.
Meskipun kasus telah selesai, detail kesepakatan antara penumpang, Alaska Airlines, dan Boeing dirahasiakan.
Investigasi NTSB dan Kesimpulannya
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyelesaikan investigasinya bulan lalu. Mereka menyatakan Boeing bertanggung jawab atas insiden tersebut.
NTSB menemukan empat baut hilang dari sumbat pintu pesawat. Kehilangan baut ini menyebabkan pintu bergeser secara perlahan selama lebih dari 100 penerbangan sebelum akhirnya terlepas.
Meskipun kejadian mengerikan, 174 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat berkat tindakan cepat awak pesawat.
Reaksi Pihak Terlibat dan Dampaknya terhadap Keselamatan Penerbangan
Para penumpang menggambarkan pengalaman mereka sebagai sangat menakutkan. Mereka melaporkan tekanan udara yang kuat hingga menyedot barang-barang pribadi mereka keluar dari kabin. Seorang penumpang bahkan mengalami robeknya baju di punggungnya.
Boeing menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan berjanji untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas di seluruh operasional mereka. Pernyataan ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Kasus ini memberikan pelajaran berharga bagi industri penerbangan tentang pentingnya pemeliharaan pesawat dan pemeriksaan berkala secara ketat. Kejadian ini juga menyoroti dampak psikologis yang signifikan bagi penumpang yang mengalami kejadian traumatis seperti ini. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah serupa di masa mendatang.
Penyelesaian di luar pengadilan menandai berakhirnya perselisihan hukum, namun dampak insiden tersebut akan terus dipelajari untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi penumpang.