Pilates, olahraga yang gerakannya tampak sederhana, ternyata menyimpan tantangan tersendiri bagi pemula. Gerakan-gerakan yang terlihat mudah ini dapat menjadi cukup berat, terutama bagi mereka yang jarang melakukan aktivitas fisik. Banyak yang merasakan hal ini, termasuk Biya (24) dan Virdha (27) yang berbagi pengalaman mereka kepada Kompas.com.
Tantangan Awal Mengikuti Kelas Pilates
Bagi Biya, tantangan terbesar di awal adalah menyadari kelemahan otot inti tubuhnya. Ia merasakan getaran hebat hanya dengan melakukan *plank* selama 10 detik. Kelemahan ini membuat tubuhnya terasa lemas dan gemetar saat melakukan berbagai gerakan.
Setelah empat bulan berlatih, Biya mengungkapkan bahwa pilates lebih sulit dari yang terlihat. Otot-otot yang biasanya “tidur” dipaksa bekerja, sehingga menimbulkan rasa lelah dan pegal yang cukup signifikan.
Kesulitan Mengatur Napas
Selain kelemahan otot inti, Biya juga menghadapi kesulitan dalam mengatur napas. Ia seringkali menahan napas saat melakukan gerakan-gerakan sulit, padahal pengaturan napas merupakan elemen penting dalam pilates. Hal ini juga berpengaruh pada konsentrasi dan mentalnya.
Virdha, yang telah berlatih pilates selama delapan bulan, turut mengalami tantangan serupa. Ia merasa kesulitan mengontrol pernapasan sambil melakukan gerakan-gerakan yang terlihat sederhana. Hal ini membutuhkan energi dan konsentrasi yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Mengatasi Postur dan Penggunaan Otot yang Salah
Biya juga menyadari bahwa selama ini ia sering menggunakan postur dan otot yang salah dalam aktivitas sehari-hari. Kebiasaan membungkuk dan mengandalkan otot yang tidak tepat saat mengangkat barang atau duduk, menjadi penyebab mudah lelahnya.
Menyesuaikan postur tubuh dan melatih penggunaan otot yang benar merupakan bagian penting dari proses pembelajaran pilates. Hal ini membutuhkan waktu dan latihan untuk membangun kebiasaan yang baik.
Perkembangan dan Kemajuan Setelah Beberapa Sesi
Meskipun mengalami kesulitan di awal, baik Biya maupun Virdha mengalami kemajuan setelah beberapa sesi latihan. Biya mulai merasakan perkembangan setelah 6-8 sesi, tubuhnya terasa lebih nyaman, dan ia mampu memahami arahan instruktur dengan lebih baik.
Virdha, di sisi lain, melihat peningkatan koordinasi antara napas dan gerakan setelah dua bulan berlatih. Ia juga merasakan peningkatan kekuatan dan fleksibilitas tubuhnya secara signifikan.
Proses belajar pilates memang tidak mudah. Namun, dengan konsistensi dan kesabaran, tantangan awal akan dapat diatasi. Kemajuan yang dirasakan, baik secara fisik maupun mental, akan menjadi motivasi untuk terus berlatih dan menikmati manfaat pilates. Pengalaman Biya dan Virdha membuktikan bahwa kegigihan dalam berlatih akan membuahkan hasil yang memuaskan. Perubahan positif pada tubuh dan mental akan dirasakan seiring berjalannya waktu.