TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan penyelundupan lebih dari dua ton narkoba di perairan Kepulauan Riau. Keberhasilan ini mendapat apresiasi tinggi dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan keberanian para prajurit, Panglima TNI memberikan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) dan penghargaan lainnya. Penghargaan tersebut diberikan langsung di Geladak Helly KRI Bung Karno (369) pada Rabu, 4 Juni 2025.
Penghargaan dan Kenaikan Pangkat Luar Biasa untuk Prajurit TNI AL
Sebanyak 16 prajurit TNI AL menerima penghargaan atas keberhasilan mereka menggagalkan penyelundupan narkoba tersebut.
Tujuh prajurit terpilih untuk mengikuti pendidikan lanjutan, sementara sembilan lainnya mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Ini merupakan bentuk apresiasi atas keberanian dan dedikasi mereka dalam menjalankan tugas.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam sambutannya menekankan pentingnya memberikan penghargaan kepada prajurit berprestasi.
Beliau menyampaikan bahwa memberikan penghargaan kepada prajurit yang berprestasi merupakan hal yang sepantasnya dilakukan. Ini menjadi motivasi bagi prajurit lain untuk terus berdedikasi.
Tangkapan Narkoba Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia
Penyelundupan narkoba yang digagalkan ini melibatkan dua ton sabu. Ini merupakan jumlah terbesar yang pernah disita dalam sejarah Indonesia.
Badan Narkotika Nasional (BNN), bekerja sama dengan Bea Cukai, TNI AL, dan Polri, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan tersebut di perairan Batam.
Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Alhabsyi, mengapresiasi keberhasilan ini. Ia menyebutnya sebagai langkah besar dalam melindungi generasi muda Indonesia.
Dua ton sabu yang berhasil disita berpotensi menyelamatkan jutaan jiwa dari penyalahgunaan narkoba.
Desakan untuk Membongkar Jaringan dan Otak Pelaku
Aboe Bakar Alhabsyi menekankan pentingnya pengembangan kasus ini.
Ia mendesak agar aparat penegak hukum tidak hanya berhenti pada penyitaan barang bukti.
Analisis transaksi keuangan sangat penting untuk mengungkap jaringan dan otak pelaku di balik penyelundupan ini.
Penting untuk membongkar jaringan secara tuntas, baik di dalam maupun luar negeri.
Perang melawan narkoba, menurut Aboe, tidak hanya menyasar pelaku lapangan, tetapi juga harus mampu menghancurkan sistem dan jaringan keuangan yang menopang aktivitas ilegal tersebut.
Ia berharap sinergi antar lembaga penegak hukum terus ditingkatkan agar Indonesia terbebas dari ancaman narkoba.
Keberhasilan penggagalan penyelundupan ini menunjukkan pentingnya sinergi antar lembaga.
Kerjasama yang baik antara BNN, Bea Cukai, TNI AL, dan Polri menjadi kunci keberhasilan operasi ini.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memberantas peredaran gelap narkoba di Indonesia. Harapannya, keberhasilan ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi upaya pemberantasan narkoba selanjutnya, mencakup investigasi mendalam hingga ke akar permasalahan, serta pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.