Lonjakan kasus obesitas di Indonesia menjadi isu kesehatan yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan peningkatan signifikan, khususnya pada anak-anak dan remaja, yang berdampak serius pada kesehatan jangka panjang mereka.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), berkolaborasi dengan UNICEF, mengadakan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya obesitas dan mendorong gaya hidup sehat. Kampanye yang bertajuk “Be Healthy, Be Happy – Let’s Help Everyone Stay That Way” ini melibatkan ratusan pelajar SMA dari Surabaya dan Sidoarjo.
Meningkatnya Prevalensi Obesitas Anak di Indonesia
Nutrition Officer UNICEF, dr. Karina Widowati, menyampaikan keprihatinan atas tren peningkatan obesitas pada anak. Riset terbaru menunjukkan peningkatan dari 11 persen pada tahun 2013 menjadi 12 persen pada tahun 2023 untuk anak usia 5-12 tahun. Lonjakan yang lebih signifikan bahkan terjadi pada kelompok usia remaja (13-18 tahun).
Meskipun angka stunting berhasil ditekan, peningkatan kasus obesitas menunjukkan tantangan gizi ganda yang kompleks. Hal ini membutuhkan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.
Dr. Karina menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini. Konsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari serta memerhatikan label gizi makanan menjadi kunci utamanya.
Pentingnya Aktivitas Fisik dan Pola Hidup Aktif
Selain nutrisi, aktivitas fisik juga sangat penting untuk mencegah obesitas. Dr. Karina menjelaskan bahwa olahraga tak harus selalu di luar ruangan; aktivitas fisik di dalam kelas pun bisa dilakukan.
Aktivitas fisik berperan sebagai penyeimbang pola makan. Menciptakan keseimbangan antara asupan nutrisi dan pembakaran kalori sangat krusial.
Anak-anak sekarang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Kurangnya aktivitas fisik ini turut menyumbang pada peningkatan kasus obesitas.
Obesitas: Lebih dari Sekadar Masalah Penampilan
Analis Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Budi Indrawati, S.KM., M.M., menyoroti rendahnya pemahaman masyarakat tentang obesitas. Banyak yang masih menganggapnya sebagai masalah estetika semata.
Budi menegaskan bahwa obesitas adalah gangguan kesehatan serius yang dapat memicu berbagai penyakit kronis. Edukasi dan deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Pencegahan dini melalui edukasi dan perubahan pola hidup sangat penting. Dengan begitu, dampak negatif obesitas dapat diminimalisir.
Pendekatan Komprehensif Menuju Generasi Sehat 2045
Ketua LPPM UNUSA, Achmad Syafiuddin, Ph.D., menekankan pentingnya pendekatan multi-aspek dalam mencegah obesitas. Hal ini mencakup gaya hidup aktif, mengurangi waktu menatap layar (screen time), dan mendorong anak-anak untuk bermain di luar ruangan.
UNUSA dan UNICEF mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan generasi sehat dan produktif menuju Indonesia Emas 2045. Perubahan gaya hidup sedini mungkin sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan gaya hidup aktif bagi anak dan remaja Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan angka obesitas dapat ditekan dan kesehatan generasi muda terjamin.
Melalui kampanye ini, terlihat upaya bersama untuk mengatasi tantangan gizi ganda di Indonesia. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi internasional sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut. Semoga upaya ini mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.