Film horor Indonesia, Pernikahan Arwah (The Butterfly House), siap menyapa penggemar genre horor di seluruh dunia. Mulai 3 Juli 2025, film ini akan tersedia di Netflix, memberikan akses bagi jutaan penonton untuk menyaksikan kisah horor lokal yang unik dan menegangkan.
Tidak hanya melalui platform digital, Pernikahan Arwah juga akan diputar di bioskop di 36 negara. Ini mencakup wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan dan Karibia, serta beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Timur, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. Sebuah pencapaian luar biasa untuk perfilman Indonesia.
Misteri Pernikahan Arwah dalam Budaya Tionghoa
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini berpusat pada tradisi pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa. Tradisi ini bertujuan untuk menenangkan jiwa mereka yang meninggal sebelum sempat menikah.
Kisah ini mengikuti Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani) yang tengah mempersiapkan pernikahan mereka. Namun, rencana bahagia mereka terusik oleh teror yang berasal dari leluhur Salim.
Rumah Keluarga Salim: Lokasi Syuting yang Sarat Mistis
Pasangan ini memutuskan untuk melakukan sesi foto prewedding di rumah keluarga Salim. Keputusan ini diambil setelah meninggalnya bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah yang masih hidup.
Rumah tersebut ternyata menyimpan misteri yang lebih dalam. Salim dibebani ritual keluarga untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar misterius. Kegagalan menjalankan ritual ini konon mengancam nyawanya.
Kehadiran mereka dan tim foto prewedding membangkitkan arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang. Arwah-arwah tersebut mulai meneror mereka dengan berbagai cara.
Perjuangan Mengungkap Misteri Masa Lalu
Tasya, yang peduli dengan Salim, terdorong untuk mengungkap misteri masa lalu keluarga Salim. Ia berusaha menenangkan arwah-arwah tersebut.
Tujuannya jelas: membebaskan Salim dari kewajiban ritual dan menyelamatkan mereka berdua dari teror yang mengancam. Kisah ini menjadi pertarungan antara cinta, misteri, dan kekuatan gaib yang menghantui.
Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia, menyatakan kebanggaannya atas penayangan film ini di Netflix dan bioskop internasional. Langkah ini disebut sebagai langkah besar untuk memperkenalkan cerita dan identitas budaya Indonesia ke audiens global.
Sukses Internasional Film Horor Indonesia
Keberhasilan Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menandai tren positif bagi perfilman Indonesia di kancah internasional. Film ini bukan hanya sekadar horor, tetapi juga menampilkan kekayaan budaya lokal.
Penggabungan unsur budaya Tionghoa dengan genre horor yang kental dengan nuansa mistis Indonesia, membuat film ini menarik perhatian penonton internasional. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi sineas Indonesia untuk berkarya dan dikenal dunia.
Dengan penayangan di Netflix dan bioskop internasional, Pernikahan Arwah diharapkan dapat memperkenalkan lebih jauh kekayaan budaya dan keahlian perfilman Indonesia kepada dunia. Film ini menjadi bukti bahwa cerita horor lokal mampu bersaing dan digemari penonton global.
Suksesnya film ini juga diharapkan dapat menginspirasi sineas Indonesia lainnya untuk terus berkarya dan mengangkat cerita-cerita lokal dengan kualitas internasional.