Tim dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berinovasi dalam meningkatkan literasi sains anak usia dini. Mereka memperkenalkan metode Claim Evidence Reasoning (CER) kepada guru PAUD di Indonesia dan Thailand.
Metode CER ini dinilai efektif karena mengaitkan pembelajaran sains dengan fenomena sehari-hari, sehingga lebih mudah dipahami anak-anak. Inovasi ini diprakarsai oleh Dr. Risanti Dhaniaputri, S.Si.,M.Sc dan Avanti Vera Risti Pramudyani, M.Pd.
Metode CER: Revolusi Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
Pendekatan CER membantu anak-anak memahami konsep sains yang abstrak melalui fenomena yang mereka alami setiap hari. Contohnya, hujan atau pergantian siang dan malam.
Sebelum CER, pembelajaran sains di PAUD seringkali hanya berfokus pada percobaan tanpa makna yang mendalam bagi kehidupan anak. Metode ini bertujuan untuk mengubah pendekatan tersebut.
Meskipun pembelajaran STEAM tengah digalakkan, masih banyak guru PAUD yang belum menguasainya sepenuhnya. Hal ini menghambat tercapainya tujuan pembelajaran sains untuk memecahkan masalah secara ilmiah.
Implementasi CER di Indonesia dan Thailand
Pelatihan metode CER untuk guru PAUD di Suan Santi School, Bangkok, Thailand, berlangsung selama dua hari pada 16-17 Mei 2025. Pelatihan ini juga diikuti oleh guru PAUD Indonesia secara daring.
Kondisi pembelajaran PAUD di Indonesia dan Thailand dinilai memiliki kesamaan. Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang untuk mengatasi tantangan serupa di kedua negara.
Proses implementasi CER dimulai dengan siswa mengamati fenomena melalui video. Kemudian, mereka menyampaikan pernyataan awal (claim) tentang fenomena tersebut.
Selanjutnya, siswa mencari bukti (evidence) untuk mendukung claim mereka melalui buku cerita dan bertanya kepada guru. Mereka kemudian membangun proyek untuk menunjukkan pemahaman mereka.
Tahap terakhir adalah presentasi proyek dan penjelasan claim yang telah disampaikan. Proses ini, menurut Avanti, meningkatkan kemampuan literasi baik guru maupun siswa.
Meningkatkan Literasi dan Pemecahan Masalah
Menurut Dr. Risanti Dhaniaputri, pengalaman membuktikan claim secara langsung membantu anak-anak membangun kemampuan pemecahan masalah. Hal ini merupakan nilai tambah dari metode CER.
Avanti menambahkan, proses bercerita dan mendengarkan dalam metode CER juga secara efektif meningkatkan kemampuan literasi. Kedua aspek ini sangat penting dalam pembelajaran sains.
Metode CER dirancang untuk melengkapi pembelajaran STEAM yang tengah diterapkan, dengan fokus pada pengembangan kemampuan literasi dan pemecahan masalah berbasis fenomena nyata bagi anak usia dini.
Dengan menggabungkan observasi, penyelidikan, dan presentasi, metode CER diharapkan dapat menciptakan pembelajaran sains yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak PAUD, baik di Indonesia maupun Thailand.
Keberhasilan pelatihan ini menandakan potensi besar metode CER dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sains anak usia dini di berbagai negara. Semoga inovasi ini dapat diadopsi lebih luas.