Bayang-bayang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang melanda Indonesia sejak tahun lalu mulai tergantikan dengan kabar positif. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan proyeksi munculnya 67.870 lowongan pekerjaan baru di tahun 2025. Angka ini memberikan angin segar bagi pasar tenaga kerja yang tengah dilanda gelombang PHK signifikan.
Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat angka PHK hingga 20 Mei 2025 telah mencapai 26.454 orang. Industri pengolahan menjadi penyumbang utama, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, serta jasa lainnya.
Relokasi Industri Tekstil Dorong Penciptaan Lapangan Kerja
Luhut menjelaskan, proyeksi 67.870 lowongan kerja baru didorong oleh dua faktor utama: relokasi industri tekstil global ke Indonesia dan pembangunan infrastruktur, khususnya Jalan Tol Trans Jawa.
Relokasi industri ini, kata Luhut, tidak hanya terpusat di kawasan industri besar. Banyak perusahaan memilih lokasi di luar kawasan industri, memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Sebagai contoh, Luhut menyebutkan sebuah perusahaan asal China yang merelokasi pabriknya ke sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Pabrik tersebut mampu menyerap 10.000 tenaga kerja.
Sebaran Lowongan Kerja Baru di Pulau Jawa
Sebagian besar lapangan kerja baru, yakni 67.870 lowongan, akan tercipta di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Rinciannya, 1.520 lowongan di Serang, Banten dari pembangunan dua pabrik baru. Sementara itu, Jawa Tengah akan mendapatkan 60.481 lowongan dari pembangunan 10 pabrik di beberapa kota, meliputi Brebes, Boyolali, Demak, Slawi, Batang, Kedungkelor, dan Pekalongan.
Jawa Barat juga akan mendapatkan 5.469 lowongan kerja dari 11 perusahaan yang berlokasi di Cirebon, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, Cimahi, dan Bekasi.
Terakhir, pembangunan satu pabrik di Pleret, Jawa Timur, diperkirakan akan menyerap sekitar 400 tenaga kerja.
Tantangan dan Antisipasi Pemerintah
Meskipun adanya kabar baik tersebut, pemerintah tetap perlu waspada terhadap gelombang PHK massal yang masih berlangsung. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) mencatat tren peningkatan klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) secara signifikan pada tahun 2025.
Klaim JKP selama Januari-April 2025 mencapai 52.850, atau rata-rata 13.210 klaim per bulan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah perlu terus memantau situasi dan mengambil langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak negatif PHK, serta memastikan program penciptaan lapangan kerja berjalan efektif.
Proyeksi peningkatan lapangan kerja merupakan kabar positif di tengah tantangan ekonomi. Namun, peningkatan kesejahteraan pekerja tetap harus menjadi perhatian utama pemerintah.
Koordinasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga terkait sangat penting untuk memastikan program penciptaan lapangan kerja berjalan efektif dan menciptakan dampak positif bagi perekonomian nasional.