Penyanyi senior Atiek CB, 62 tahun, baru saja menaklukkan Gunung Rinjani dan kembali ke basecamp dalam kondisi prima. Prestasi ini membuktikan bahwa mendaki gunung bukanlah aktivitas eksklusif kaum muda. Lansia pun mampu melakukannya, asalkan persiapannya matang.
Atiek CB memang dikenal gemar berpetualang di alam bebas. Pendakian Rinjani bukanlah yang pertama baginya; ia sering mendaki gunung, baik di Indonesia maupun Amerika Serikat.
Mendaki Gunung: Tak Terbatas Usia, Terbatas Kesiapan
Mendaki gunung memang tak mengenal batasan usia. Namun, Ketua Komisi Operasional Dewan Normatif Wanadri dan Ketua Monev Recruitment Wanadri, Alisar, mengingatkan bahwa kegiatan ini berisiko tinggi.
Banyak gunung di Indonesia merupakan gunung api aktif, sehingga kondisi medan bisa sangat beragam dan berubah-ubah.
Mitigasi Risiko: Subjektif dan Objektif
Alisar menekankan pentingnya persiapan matang bagi pendaki dari segala usia, termasuk lansia. Kesiapan ini mencakup pemahaman terhadap dua jenis risiko utama.
Pertama, risiko subjektif, yaitu risiko yang bersumber dari pendaki itu sendiri. Ini meliputi kesiapan fisik, pengetahuan, dan keterampilan.
Risiko Subjektif: Kesiapan Diri
Contohnya, saat mendaki Gunung Rinjani, pendaki harus mempertimbangkan risiko subjektif seperti kurangnya oksigen di ketinggian, perubahan cuaca ekstrem, dan tingkat kesulitan jalur pendakian.
Dengan memahami kondisi fisik dan kemampuan diri, pendaki dapat meminimalisir risiko yang berasal dari dirinya sendiri.
Risiko Objektif: Bahaya dari Alam
Kedua, risiko objektif, atau objective danger, adalah bahaya yang bersumber dari lokasi atau alam itu sendiri.
Ini mencakup faktor-faktor alam yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh pendaki, seperti cuaca buruk, longsor, atau medan yang berbahaya.
Mitigasi risiko objektif dilakukan dengan mempelajari seluas mungkin informasi mengenai lokasi yang akan didaki. Dengan begitu, pendaki dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Tips Mendaki Gunung Aman untuk Semua Usia
Dengan mempertimbangkan kedua jenis risiko tersebut, baik pendaki muda maupun lansia dapat merencanakan pendakian yang lebih aman.
Persiapan yang matang, termasuk pemahaman medan, kondisi fisik, dan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan bahaya, sangat krusial untuk keberhasilan dan keselamatan pendakian.
- Pelajari kondisi medan dan cuaca sebelum mendaki.
- Latih fisik dan stamina secara bertahap.
- Siapkan perlengkapan yang memadai dan sesuai kondisi.
- Ikuti arahan pemandu atau petugas setempat.
- Beritahukan rencana pendakian kepada orang terdekat.
Singkatnya, kunci sukses mendaki gunung bagi siapapun, termasuk lansia, terletak pada persiapan yang matang dan kesadaran akan risiko, baik yang subjektif maupun objektif. Dengan kesiapan yang baik, siapa pun dapat menikmati keindahan alam Indonesia dari puncak gunung.
Atiek CB telah menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Semangat dan persiapan yang matang adalah kunci utama untuk mencapai impian mendaki gunung.