Pemerintah melalui Kementerian BUMN akan menyalurkan pinjaman kepada Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) melalui Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Program ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan aksesibilitas terhadap barang-barang penting seperti LPG 3 kg dan pupuk subsidi.
Besaran pinjaman yang diberikan bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing koperasi. Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan detail skema pembiayaan ini.
Besaran Pinjaman dan Alokasi Dana
Besaran pinjaman yang akan diberikan kepada Kopdes Merah Putih berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar per koperasi.
Nilai tersebut ditentukan berdasarkan skala dan kebutuhan masing-masing koperasi dan desa. Koperasi di desa kecil, misalnya, mungkin hanya membutuhkan Rp 1 miliar untuk membeli truk dan membangun gudang.
Alokasi dana pinjaman terbagi menjadi dua kategori utama: investasi dan modal kerja.
Dana investasi akan digunakan untuk keperluan jangka panjang seperti pembangunan gudang, pembelian alat dan mesin pertanian, serta kendaraan operasional.
Sementara itu, modal kerja akan difokuskan untuk pengadaan stok barang di koperasi.
Jenis Usaha dan Peran Kopdes Merah Putih
Setiap Kopdes Merah Putih diwajibkan menjalankan tujuh jenis usaha.
- Kantor Koperasi: Berfungsi sebagai pusat operasional dan administrasi koperasi.
- Kios Sembako: Menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat desa.
- Unit Simpan Pinjam: Memberikan layanan simpan pinjam bagi anggota koperasi.
- Klinik Kesehatan Desa: Menyediakan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
- Apotek: Menyediakan obat-obatan dan keperluan kesehatan lainnya.
- Sistem Pergudangan: Memfasilitasi penyimpanan barang dan logistik.
- Sistem Logistik: Menangani distribusi barang, khususnya barang penting bersubsidi.
Dengan beragam jenis usaha ini, Kopdes Merah Putih diharapkan menjadi ujung tombak distribusi barang penting, terutama LPG 3 kg dan pupuk bersubsidi.
Tahapan Implementasi dan Proyek Percontohan
Sebagai langkah awal, pemerintah akan menerapkan simulasi alokasi dana.
Simulasi awal menunjukkan bahwa Rp 1-2 miliar akan dialokasikan untuk kredit investasi, sementara sekitar Rp 500 juta untuk modal kerja.
Modal kerja akan menggunakan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Himbara.
Pembiayaan investasi akan dibahas lebih lanjut dengan Menteri Keuangan, karena kemungkinan membutuhkan dukungan fiskal tambahan.
Untuk memastikan efektivitas program, pemerintah akan memulai dengan proyek percontohan.
Sebanyak 100 Kopdes Merah Putih akan dibentuk sebagai pilot project, ditargetkan beroperasi pada akhir Juli 2025.
Hasil dari proyek percontohan ini akan dievaluasi untuk menentukan kebutuhan riil setiap koperasi dan menyesuaikan strategi pembiayaan selanjutnya.
Setelah evaluasi proyek percontohan, pemerintah akan dapat menentukan skala kebutuhan masing-masing koperasi secara lebih akurat, dan menentukan strategi pembiayaan yang lebih tepat sasaran. Ini menunjukan komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan program pemberdayaan ekonomi desa melalui Kopdes Merah Putih.