Kecelakaan pesawat Air India penerbangan AI171 pada Kamis, 12 Juni 2025, meninggalkan duka mendalam. Lebih dari 250 jiwa melayang setelah pesawat Boeing 787-8 Dreamliner jatuh di permukiman padat Ahmedabad, India barat, hanya beberapa detik setelah lepas landas. Namun, di tengah tragedi ini, ada satu kisah yang mengejutkan: seorang mahasiswi asal India, Bhoomi Chauhan, selamat dari maut.
Keterlambatan sepuluh menit akibat kemacetan lalu lintas menyelamatkan nyawanya. Ia tertinggal pesawat yang kemudian jatuh, menjadi saksi bisu atas peristiwa memilukan tersebut.
Keterlambatan 10 Menit, Sebuah Keajaiban
Bhoomi Chauhan, mahasiswi administrasi bisnis berusia 28 tahun yang tinggal di Bristol, Inggris, bersama suaminya, seharusnya terbang ke London Gatwick dengan Air India 171. Namun, kemacetan dari Ankleshwar membuatnya terlambat sampai di Bandara Ahmedabad.
Meskipun sudah melakukan *check-in* online dan memiliki *boarding pass*, ia ditolak masuk pesawat oleh petugas Air India. Ia mengaku sangat kecewa dengan penolakan tersebut.
Setelah meninggalkan bandara dengan perasaan frustrasi, Chauhan dan suaminya singgah di sebuah kedai teh. Di sana, ia menerima kabar mengejutkan: pesawat yang seharusnya ia tumpangi telah jatuh.
Chauhan menyebut kejadian ini sebagai sebuah keajaiban. Kejadian ini menyisakan rasa syukur mendalam atas keterlambatan yang nyatanya menyelamatkan nyawanya.
Tragedi Air India AI171: Korban Jiwa dan Penyelidikan
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Air India kehilangan ketinggian sekitar 30 detik setelah lepas landas. Kejadian ini menewaskan 241 penumpang dan 12 awak kabin.
Tragedi ini juga menelan korban jiwa di darat, diperkirakan mencapai 24 orang. Pesawat membawa penumpang dari berbagai kewarganegaraan, termasuk India, Inggris, Portugal, dan Kanada.
Hingga Jumat malam, 13 Juni 2025, pihak berwenang telah menemukan 265 jenazah. Identifikasi korban masih berlangsung melalui tes DNA, melibatkan pengambilan sampel dari keluarga korban, baik di dalam maupun luar negeri.
Penyebab pasti kecelakaan masih diselidiki. Pesawat sempat mengeluarkan panggilan darurat setelah mencapai ketinggian sekitar 100 meter, namun kehilangan kendali sebelum dapat kembali ke landasan.
Upaya Identifikasi Korban dan Penyelidikan Kecelakaan
Wakil Komisaris Polisi Kanan, Desai, mengumumkan bahwa hingga Jumat malam, 265 jenazah telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, 24 jenazah merupakan warga sipil yang berada di darat.
Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menegaskan bahwa jumlah resmi korban tewas akan diumumkan setelah pengujian DNA selesai. Proses ini melibatkan pengumpulan sampel DNA dari keluarga korban, termasuk yang tinggal di luar negeri.
Tim penyelamat dan penyelidik masih bekerja keras di lokasi kejadian untuk menemukan puing-puing pesawat dan kemungkinan korban lainnya. Penyebab pasti kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan intensif.
Selain Bhoomi Chauhan, ada seorang penumpang lain yang selamat, Vishwashkumar Ramesh, warga negara Inggris, yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit karena luka-luka.
Kisah Bhoomi Chauhan menjadi sorotan di tengah duka mendalam atas jatuhnya Air India AI171. Kejadian ini menyoroti sisi tragis sekaligus ajaib dari sebuah kecelakaan, sekaligus menjadi pengingat betapa rapuhnya nyawa manusia.
Investigasi menyeluruh diharapkan dapat mengungkap penyebab kecelakaan dan mencegah tragedi serupa di masa mendatang. Dukungan dan empati untuk keluarga korban tetap menjadi hal terpenting dalam menghadapi peristiwa menyedihkan ini.