Insiden nahas menimpa KM Alif Berkah Senin petang (9/6). Kapal penumpang tersebut kandas di perairan dangkal sekitar Pulau Bokori, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Kejadian ini mengakibatkan ratusan penumpang dan awak kapal mengalami kepanikan dan membutuhkan evakuasi segera.
Sebanyak 352 jiwa, terdiri dari 346 penumpang dan 6 awak kapal, terjebak dalam situasi mencekam. Beruntung, tim penyelamat bergerak cepat dan berhasil mengevakuasi seluruh penumpang dalam keadaan selamat, meskipun satu orang membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi
Laporan terkini dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kendari, Amiruddin, menyebutkan KM Alif Berkah kandas sekitar pukul 18.32 Wita. Tim penyelamat langsung dikerahkan menuju lokasi pada pukul 18.50 Wita.
Melihat jumlah penumpang yang mencapai ratusan, KN SAR Pacitan dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi. Proses evakuasi berlangsung selama hampir dua jam, dari pukul 20.15 hingga 22.00 Wita.
Satu penumpang mengalami cedera dan membutuhkan perawatan intensif. Penumpang tersebut langsung dievakuasi ke RS Santa Anna Kendari menggunakan perahu karet.
Sekitar pukul 22.30 Wita, KN SAR Pacitan tiba di Dermaga Basarnas Kendari membawa seluruh penumpang dalam keadaan selamat. Keenam awak kapal KM Alif Berkah memilih untuk tetap berada di kapal menunggu air pasang untuk memindahkan kapal ke darat.
Penumpang Mengalami Kepanikan Saat Kapal Kandas
Kesaksian Ica, salah satu penumpang, menggambarkan detik-detik mencekam saat kapal kandas. Ia mendengar suara benturan keras, disusul kepanikan penumpang karena air mulai masuk ke dalam kapal.
Ica menjelaskan bahwa ratusan penumpang panik, beberapa bahkan berteriak. Namun, awak kapal meminta mereka tetap tenang dan berada di tempat masing-masing.
Kondisi di dalam kapal semakin menegangkan karena banyaknya penumpang dan puluhan sepeda motor yang ikut diangkut. Beberapa penumpang terpaksa duduk di atap kapal.
Terdapat keterlambatan keberangkatan kapal dari jadwal semula. Kapal seharusnya berangkat pukul 13.00 Wita, namun baru berangkat pukul 16.00 Wita tanpa penjelasan yang jelas kepada penumpang.
Respon Cepat Tim Penyelamat dan Pihak Terkait
Operasi penyelamatan melibatkan berbagai instansi. Selain Basarnas Kendari, operasi penyelamatan melibatkan Polairud Polda Sultra, Lanal Kendari, KSOP, KP3 Kendari, Tagana Sultra, dan Kartana.
Kerjasama antar instansi ini menunjukkan kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi situasi darurat di laut. Kecepatan respon tim penyelamat berhasil mencegah korban jiwa dalam insiden ini.
Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kecelakaan laut. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya keselamatan pelayaran dan pengawasan terhadap kondisi kapal.
Insiden KM Alif Berkah menjadi pengingat akan pentingnya standar keselamatan pelayaran yang lebih ketat, baik dari sisi perawatan kapal maupun pengawasan keberangkatan. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Keselamatan penumpang harus selalu menjadi prioritas utama.