Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu, optimistis status Geopark Kaldera Toba dapat dipertahankan. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuannya dengan Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba dan beberapa tokoh penting di Samosir, Sumatera Utara, pada Rabu (4/6/2025). Meskipun saat ini statusnya masih dalam kategori “kartu kuning”, Bane yakin pengelola baru mampu memenuhi persyaratan UNESCO.
Kepercayaan diri ini didasari oleh komitmen pengelola baru untuk menyelesaikan berbagai persyaratan yang diajukan UNESCO. Salah satu fokus utama adalah peningkatan visibilitas di 16 situs di Kawasan Danau Toba. Langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.
Upaya Perbaikan Visibilitas dan Penemuan Situs Baru
Peningkatan visibilitas di 16 situs merupakan syarat penting yang harus dipenuhi untuk mempertahankan status Geopark Kaldera Toba. Hal ini termasuk pemasangan gerbang, monumen, dan panel interpretasi di setiap situs. Selain itu, penemuan situs-situs baru juga menjadi kabar baik dalam upaya mempertahankan status tersebut.
Tim pengelola akan memastikan penyelesaian semua persyaratan tepat waktu. Proses verifikasi oleh UNESCO terhadap situs-situs baru juga akan dilakukan. Kerja sama dan dukungan semua pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan upaya ini.
Pentingnya Kepastian Nomenklatur dan Anggaran
Bane menekankan pentingnya kepastian nomenklatur badan pengelola. Kejelasan nomenklatur akan berdampak pada kepastian anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program-program yang telah direncanakan. Tanpa kepastian anggaran, pelaksanaan program-program tersebut akan terhambat.
Anggaran yang memadai sangat krusial dalam upaya mempertahankan status Geopark Kaldera Toba. Hal ini meliputi berbagai kegiatan seperti pengembangan infrastruktur, promosi pariwisata, dan pelestarian lingkungan. Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan anggaran.
Pelestarian Lingkungan dan Dampak Positif Geopark
Pertahankan status Geopark Kaldera Toba sangat penting karena berdampak positif pada berbagai sektor. Pariwisata akan berkembang, ekonomi lokal akan meningkat, dan pelestarian lingkungan akan terjaga. Peningkatan kesadaran akan warisan geologi dan edukasi wisata juga akan tercapai.
Menjaga ekosistem di sekitar Danau Toba merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, pelestarian hutan di daerah tangkapan air harus menjadi prioritas utama. Kerusakan ekosistem akan mengancam status Geopark Kaldera Toba secara global. Kerja sama dan kesadaran semua pihak sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan ini.
Sebagai penutup, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat penting untuk memastikan keberhasilan upaya mempertahankan status Geopark Kaldera Toba. Keberhasilan ini akan memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi pariwisata dan ekonomi lokal, tetapi juga bagi pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran akan warisan geologi Indonesia. Komitmen dan kerja keras semua pihak akan menentukan masa depan Geopark Kaldera Toba sebagai situs warisan geologi dunia yang diakui UNESCO.