Penyanyi kenamaan Justin Bieber baru-baru ini menuai perhatian publik setelah mencurahkan isi hatinya di Instagram mengenai kelelahannya dalam menjalani hubungan transaksional. Unggahannya pada 8 Juni 2025 ini memicu diskusi tentang dinamika hubungan asmara dan apa arti sebuah hubungan yang sehat.
Menurut Bieber, merasa perlu melakukan sesuatu agar dicintai bukanlah cinta sejati. Pernyataan ini kemudian diulas lebih lanjut oleh pakar psikologi untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.
Memahami Hubungan Transaksional ala Justin Bieber
Psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal, Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi., menjelaskan bahwa hubungan transaksional, atau yang dalam ilmu psikologi sosial disebut exchange norm, bersifat seperti perhitungan.
Dalam konteks ini, seseorang merasa perlu melakukan sesuatu agar mendapatkan balasan yang setimpal dari pasangannya. Ini berbeda dengan hubungan yang sehat, di mana tindakan dilakukan demi kebahagiaan bersama dan kelanggengan hubungan, bukan semata-mata untuk mendapatkan sesuatu kembali.
Justin Bieber, melalui unggahannya, mengungkapkan rasa lelah karena merasa harus terus “berinvestasi” emosional untuk mendapatkan cinta. Ini mencerminkan exchange norm yang searah, bukan interaksi timbal balik yang saling menguntungkan.
Membedakan Hubungan Transaksional dan Systemic Transactional Model
Ada model lain dalam psikologi yang disebut Systemic Transactional Model. Model ini melihat hubungan sebagai sebuah sistem yang saling bergantung (interdependence).
Meskipun menggunakan kata “transaksional,” model ini tidak menekankan pada perhitungan timbal balik. Justru, fokusnya pada keterkaitan dan dampak tindakan satu pihak terhadap pihak lain dalam sistem hubungan tersebut.
Menurut Dr. Rumondor, pengalaman yang diungkapkan Bieber lebih mendekati exchange norm daripada Systemic Transactional Model. Tidak ada unsur kebersamaan dan saling mendukung dalam situasi yang diuraikan Bieber.
Dalam Systemic Transactional Model, stres atau kesulitan yang dialami satu orang akan memengaruhi pasangannya, dan sebaliknya. Dukungan dan empati menjadi kunci dalam model ini, menciptakan hubungan yang lebih utuh.
Curhatan Justin Bieber dan Implikasinya pada Hubungan
Unggahan Justin Bieber di Instagram berisi curahan hati tentang kelelahan akibat hubungan transaksional yang dijalaninya.
Ia merasa lelah karena harus terus berusaha agar dicintai, sebuah kondisi yang baginya bukanlah manifestasi cinta sejati. Pernyataan ini sempat memicu spekulasi tentang hubungannya dengan Hailey Bieber.
Sebelumnya, Bieber juga pernah mengisyaratkan hal serupa di Instagram Story-nya, menekankan bahwa cinta sejati adalah penerimaan tanpa syarat. Ia mengakui dirinya sering merasa perlu “mendapatkan” cinta, yang membuatnya kelelahan.
Meskipun demikian, Hailey Bieber membantah rumor perceraian dan memastikan bahwa hubungan mereka tetap baik. Ungkapan jujur Bieber ini menunjukkan perjuangannya memahami arti cinta yang sebenarnya, di luar konteks transaksional.
Pernyataan Bieber ini mengingatkan kita betapa pentingnya memahami dinamika hubungan yang sehat. Cinta seharusnya bersifat memberi dan menerima, saling mendukung, bukan berdasarkan perhitungan atau imbalan.
Semoga ungkapan jujur Justin Bieber ini dapat menginspirasi kita semua untuk merenungkan kualitas hubungan kita sendiri dan mencari bentuk hubungan yang lebih bermakna dan saling menguatkan.