Aktor Jefri Nichol mengungkapkan dirinya tengah dimabuk cinta atau “bucin” kepada kekasihnya, Ameera Khan, yang berdomisili di Malaysia. Keduanya mempertahankan hubungan jarak jauh dengan intensitas komunikasi yang tinggi. Hal ini memicu pertanyaan: apa yang sebenarnya menyebabkan seseorang menjadi “bucin”?
Dalam wawancara di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Jefri Nichol menceritakan bagaimana ia dan Ameera berkomunikasi hampir tanpa henti. Waktu telepon mereka bisa mencapai 48 jam atau bahkan lebih. Fenomena ini ternyata bukan hanya dialami pasangan selebriti. Banyak individu dalam hubungan asmara merasakan hal yang sama.
Jefri Nichol dan Fenomena “Bucin”
Hubungan jarak jauh Jefri Nichol dan Ameera Khan justru tampak mempererat ikatan di antara mereka. Komunikasi intens menjadi kunci utama kedekatan pasangan ini.
Pengakuan Jefri Nichol ini mengangkat kembali pertanyaan umum mengenai fenomena “bucin” dalam konteks hubungan asmara. Banyak yang penasaran apa yang mendorong seseorang untuk begitu terikat dan terobsesi dengan pasangannya.
Pandangan Ahli tentang “Bucin”
Elly Nagasaputra, MK, CHt., seorang konselor dari konselingkeluarga.com, memberikan perspektif mengenai penyebab seseorang menjadi “bucin”.
Menurut Elly, seseorang yang sangat “bucin” mungkin belum dewasa secara emosional. Mereka mencintai secara buta tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang penting dalam suatu hubungan.
Sebaliknya, individu yang dewasa secara mental, emosional, dan spiritual akan mendekati hubungan dengan lebih logis dan seimbang.
Mereka mampu berkembang bersama pasangan, memberikan ruang untuk pertumbuhan masing-masing, dan tidak terpaku pada obsesi. Cinta yang matang dipandang sebagai proses saling memahami dan mendukung.
Memilih Pasangan: Memahami Batas “Bucin”
Elly menekankan pentingnya kesadaran penuh dalam memilih pasangan hidup. “Bucin” disamakan dengan mencintai secara buta, yang tidak ideal dalam mencari teman hidup.
Tujuan pacaran bukan hanya kesenangan sesaat, melainkan untuk mengenali karakter pasangan secara menyeluruh. Hal ini krusial dalam membangun hubungan jangka panjang yang berkelanjutan.
Dalam memilih pasangan, jangan hanya terpaku pada perasaan “bucin”. Penting untuk mempertimbangkan komitmen, tanggung jawab, dan kesesuaian nilai dan tujuan hidup.
Membuka mata, telinga, dan pikiran sangat penting untuk memilih pasangan yang tepat dan saling melengkapi hingga akhir hayat. Komitmen dan tanggung jawab adalah pilar penting dalam hubungan yang sehat dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, fenomena “bucin” menunjukkan betapa kompleksnya dinamika hubungan asmara. Kedewasaan emosional dan pendekatan yang rasional sangat dibutuhkan dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan.