Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali memanaskan pasar global. Kenaikan harga minyak mentah hingga 4% menjadi bukti nyata dampak konflik tersebut terhadap perekonomian internasional. Investor dunia dibuat gelisah oleh eskalasi situasi yang berpotensi mengganggu stabilitas energi global.
Konflik ini bukan hanya sekadar perselisihan regional. Dampaknya terasa hingga ke pasar keuangan dunia, memicu volatilitas yang signifikan.
Harga Minyak Mentah Melonjak Tajam
Harga minyak mentah Brent mengalami lonjakan hampir 4%, mendekati angka US$ 76,94 per barel. Lonjakan ini bahkan sempat mencapai 7% di awal konflik.
Kathryn Rooney Vera, chief market strategist at StoneX Group, menggambarkan pasar saat ini sebagai pasar yang sangat fluktuatif dan rentan terhadap sentimen global. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik Israel-Iran menjadi faktor utama penyebabnya.
Serangan Israel terhadap Fasilitas Gas Iran
Serangan Israel yang menargetkan fasilitas pemrosesan gas alam di Iran menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak. Fasilitas tersebut merupakan sumber energi penting bagi jaringan listrik Iran.
Eric Beyrich, Manajer Portofolio Sound Income Strategies, menjelaskan bahwa meski Israel menargetkan fasilitas gas, fasilitas ekspor minyak Iran sejauh ini masih aman. Namun, situasi ini sangat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Ancaman Penutupan Selat Hormuz dan Dampak Inflasi
Kekhawatiran utama pasar adalah potensi penutupan Selat Hormuz. Selat ini merupakan jalur pelayaran vital bagi perdagangan minyak dunia, yang menghubungkan Iran dan Oman.
Penutupan Selat Hormuz akan berdampak signifikan terhadap pasokan minyak global. Pembatasan pasokan akan memperburuk inflasi global, yang sudah menjadi tantangan ekonomi dunia saat ini. Kondisi ini tentu akan semakin menekan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi global.
Ketidakpastian akan berlanjutnya konflik dan potensi penutupan Selat Hormuz menyebabkan investor bersikap hati-hati. Mereka menunggu perkembangan situasi sebelum mengambil langkah investasi lebih lanjut. Volatilitas harga minyak akan terus menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar dan pengamat ekonomi global. Perkembangan situasi ini perlu dipantau secara ketat untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap ekonomi dunia.
Situasi geopolitik yang tidak menentu ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya krisis energi yang lebih besar. Penting bagi semua pihak untuk mendorong penyelesaian damai dan dialog konstruktif agar stabilitas regional dan global dapat dipertahankan.