Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025. Penurunan sebesar 0,68% ini membawa IHSG ke posisi 7.117,59. Aksi jual besar-besaran oleh investor asing menjadi salah satu faktor penyebab koreksi ini, dengan nilai mencapai Rp 142,88 miliar.
Total volume perdagangan saham mencapai 24,17 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 14,96 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1,48 juta kali.
Koreksi IHSG dan Pergerakan Sektor Saham
Pada perdagangan Senin, IHSG bergerak di rentang 7.117,59 hingga 7.211,54. Sebagian besar sektor saham mengalami penurunan, kecuali sektor energi yang mencatatkan kenaikan.
Sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penguatan, naik sebesar 0,73%. Sektor infrastruktur dan kesehatan juga menunjukan kenaikan masing-masing sebesar 0,55% dan 0,25%.
Di sisi lain, sektor dasar mengalami penurunan terdalam sebesar 1,37%. Penurunan juga terjadi pada sektor industri (0,53%), consumer nonsiklikal (0,88%), consumer siklikal (1,57%), keuangan (0,63%), properti (0,06%), teknologi (0,57%), dan transportasi (0,90%).
Akibat koreksi IHSG, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) turun menjadi Rp 12.410 triliun. Sepanjang tahun 2025, investor asing telah melakukan aksi jual saham senilai Rp 48,72 triliun.
Top 10 Saham yang Dilepas Investor Asing
Berdasarkan data Stockbit, berikut 10 saham yang paling banyak dilepas investor asing pada Senin, 16 Juni 2025.
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 263,71 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 239,71 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 60,75 miliar
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI): Rp 31,18 miliar
- PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA): Rp 30,31 miliar
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO): Rp 29,37 miliar
- PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB): Rp 22,72 miliar
- PT Elnusa Tbk (ELSA): Rp 19,18 miliar
- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI): Rp 18,71 miliar
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA): Rp 18,51 miliar
Data ini menunjukkan fokus penjualan investor asing pada beberapa sektor spesifik. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami implikasi jangka panjangnya.
Sentimen Pasar dan Perkembangan Global
Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan bahwa pasar saham merespon rilis data ekonomi Tiongkok dan memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah.
Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran meningkat, ditandai dengan serangan beruntun yang menargetkan infrastruktur energi. Hal ini berpotensi meningkatkan harga minyak dan menambah ketidakpastian global.
Tiongkok melaporkan pertumbuhan penjualan ritel yang melampaui ekspektasi, namun pertumbuhan produksi industri justru melambat. Data ekonomi yang beragam ini turut mempengaruhi sentimen pasar.
Analis dari Julius Baer, Christian Gattiker, menyoroti pentingnya memperhatikan eskalasi dan durasi konflik Israel-Iran. Menurutnya, pasar cenderung mengambil keuntungan dan mengevaluasi kembali posisi sebelum konflik meluas.
Perkembangan bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 16 Juni 2025, menunjukkan sebagian besar indeks mengalami penguatan. Hal ini menunjukkan beberapa investor menilai dampak negatif dari perkembangan global masih terbatas.
Indeks CSI 300 di Tiongkok naik 0,25%, Hang Seng di Hong Kong naik 0,7%, Nikkei 225 di Jepang naik 1,26%, dan Kospi di Korea Selatan naik 1,8%. Namun, S&P/ASX 200 di Australia relatif stabil.
Kesimpulannya, koreksi IHSG pada 16 Juni 2025 dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari aksi jual investor asing, hingga perkembangan geopolitik dan data ekonomi global yang bercampur aduk. Penting bagi investor untuk terus memantau perkembangan ini dan membuat keputusan investasi yang bijak.
