Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada awal pekan, Senin, 16 Juni 2025. Penurunan ini mencapai 0,68 persen, membawa IHSG ke posisi 7.117,59. Hal ini terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Pada hari Senin, IHSG sempat mencapai titik tertinggi di angka 7.211,54 sebelum akhirnya menutup perdagangan dengan penurunan yang signifikan.
Penurunan IHSG dan Aktivitas Perdagangan
Sebanyak 388 saham melemah, menjadi faktor utama penurunan IHSG. Sebaliknya, 232 saham mengalami penguatan, dan 186 saham lainnya stagnan.
Volume perdagangan tercatat mencapai 24,17 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,96 triliun. Terjadi 1,48 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp 12.410 triliun.
Arus Modal Asing dan Saham BUMN
Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 142,88 miliar pada hari Senin. Sejak awal tahun 2025, total penjualan saham oleh investor asing mencapai Rp 48,72 triliun.
Meskipun demikian, investor asing juga terlihat memborong sejumlah saham, terutama saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling banyak dibeli, dengan nilai transaksi mencapai Rp 205,93 miliar.
Disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian Rp 94,18 miliar, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 48,77 miliar.
Saham BUMN yang Diminati Investor Asing
Berikut 10 saham BUMN dan lainnya yang paling banyak dibeli investor asing pada Senin, 16 Juni 2025, berdasarkan data Stockbit:
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 205,63 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 94,18 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII): Rp 72,49 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 48,77 miliar
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): Rp 48,28 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR): Rp 38,85 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 38,44 miliar
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 34,07 miliar
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): Rp 33,57 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS): Rp 32,78 miliar
Perlu diingat, setiap keputusan investasi merupakan tanggung jawab pribadi. Lakukan riset dan analisis yang menyeluruh sebelum berinvestasi.
Analisis Sentimen Pasar dan Pergerakan Bursa Saham Global
Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan, pasar mencermati rilis data ekonomi China dan memantau perkembangan geopolitik Timur Tengah.
Meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, ditandai serangan yang saling berbalasan, turut mempengaruhi sentimen pasar global.
Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur penting pengiriman minyak, juga menambah ketidakpastian.
Data ekonomi China menunjukkan penjualan ritel tumbuh pesat, namun produksi industri melambat.
Bursa saham Asia Pasifik mengalami penguatan pada Senin, meskipun terjadi eskalasi konflik Israel-Iran.
Kenaikan harga minyak dan emas mencerminkan keresahan investor. Christian Gattiker dari Julius Baer menilai, dampak jangka panjang konflik masih perlu dipantau.
Data ekonomi China yang beragam, penjualan ritel yang kuat dan produksi industri yang lemah, juga memengaruhi pergerakan pasar.
Beberapa indeks utama di Asia, seperti Nikkei 225, Hang Seng, dan Kospi, menunjukan peningkatan yang signifikan.
Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia cenderung datar. Indeks Nifty 50 dan BSE Sensex di India juga mengalami peningkatan.
Kesimpulannya, pergerakan IHSG pada awal pekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik domestik maupun global. Aksi jual investor asing, meski diimbangi dengan pembelian saham BUMN, tetap memberikan tekanan pada IHSG. Situasi geopolitik dan data ekonomi global juga turut berperan dalam membentuk sentimen pasar. Pemantauan yang berkelanjutan terhadap perkembangan ekonomi dan politik global sangat penting untuk pengambilan keputusan investasi yang bijak.