Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengalami penurunan pada sesi perdagangan pertama Selasa, 17 Juni 2025. Penurunan ini sesuai dengan prediksi beberapa analis pasar, yang melihat potensi koreksi harga saham BRMS. Pergerakan saham BRMS patut diamati mengingat potensi dan tantangan yang dihadapinya.
Harga saham BRMS ditutup pada level Rp 452 per saham, mengalami penurunan 0,44% dibandingkan penutupan sebelumnya. Pembukaan perdagangan menunjukkan pelemahan harga sebesar enam poin, ke level Rp 448 per saham. Meskipun sempat mencapai titik tertinggi Rp 460, harga saham BRMS juga menyentuh titik terendah Rp 432 per saham.
Analisis Teknis dan Fundamental Saham BRMS
Herditya Wicaksana dari PT MNC Sekuritas memprediksi koreksi lebih lanjut pada saham BRMS. Ia menilai saham BRMS masih berada dalam gelombang korektif (wave (iv) dari wave (iii)), sehingga potensi penurunan harga masih ada. Rekomendasi investasi dari MNC Sekuritas adalah spekulasi buy di rentang Rp 442-Rp 454, dengan target price di Rp 500 dan Rp 535, serta stoploss di bawah Rp 424.
Meskipun demikian, analis dari PT Sucor Sekuritas, Andreas Tarigan, memiliki pandangan yang lebih optimistis. Ia menyorot cadangan emas BRMS yang mencapai 5,0 juta ounce, menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu pemain terbesar di Indonesia.
Potensi Pertumbuhan BRMS Berbasis Cadangan Emas
Andreas Tarigan menilai posisi BRMS sangat menguntungkan seiring dengan reli harga emas. Ia memperkirakan produksi emas BRMS dapat mencapai 190.000 ounce pada tahun 2028. Hal ini didukung oleh rights issue senilai Rp 1,6 triliun pada tahun 2021 dan masuknya mitra strategis.
Sucor Sekuritas menaikkan peringkat saham BRMS menjadi “beli” dengan target harga Rp 750 per saham. Pertumbuhan produksi emas BRMS diperkirakan mencapai 30% pada periode 2024-2028. Kenaikan harga emas juga menjadi katalis positif, dengan proyeksi harga emas mencapai USD 4.000 pada tahun 2026 dan USD 5.000 pada tahun 2028.
Pergerakan IHSG dan Prediksi Pasar
Pada sesi pertama perdagangan, IHSG bergerak menguat 0,73% ke posisi 7.169,50. Indeks LQ45 juga mengalami kenaikan sebesar 0,89% ke posisi 802,06. Sebanyak 303 saham menguat, sementara 276 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Meskipun IHSG menunjukkan penguatan, beberapa analis memprediksi potensi pelemahan. Fanny Suherman dari BNI Sekuritas memperkirakan IHSG akan berada di level support 7.050-7.090 dan resistance 7.140-7.200. Tasrul Tanar dari Mirae Asset Sekuritas melihat sinyal rebound meskipun indeks mulai kehilangan tenaga.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai prospek saham BRMS dan IHSG secara umum, investor perlu mencermati analisis teknis dan fundamental secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi. Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga penting untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan melakukan riset yang komprehensif. Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi.