Harga emas dunia menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan pada pekan pertama Juni 2025. Harga berayun antara USD 3.300 dan USD 3.400 per ons troy, tanpa tren yang jelas terlihat. Para pedagang cenderung mengambil sikap wait and see, menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.
Pergerakan harga emas diawali pada Senin, 9 September 2025, di level USD 3.307,44 per ons. Setelah sempat menyentuh level support di sekitar USD 3.300, harga emas mengalami kenaikan signifikan selama sesi perdagangan Asia dan Eropa.
Harga Emas Melonjak dan Menurun Tajam
Kenaikan harga emas berlanjut hingga mencapai USD 3.366 per ons saat pasar Amerika Utara dibuka. Puncaknya terjadi pada hari Senin yang sama, dengan harga emas spot mencapai USD 3.390 per ons, menjadi level tertinggi mingguan. Namun, tren positif ini tidak berlangsung lama.
Harga emas mengalami penurunan tajam pada malam harinya. Pergerakan harga kemudian melandai dan stabil dalam rentang sekitar USD 40 selama dua hari berikutnya. Meskipun demikian, volatilitas harga tetap tinggi, dengan pergerakan naik turun yang cukup tajam.
Opini Para Analis Terbagi
Pandangan para analis pasar mengenai pergerakan harga emas untuk pekan berikutnya terbagi dua. Beberapa analis optimistis terhadap kenaikan harga emas, sementara yang lain memprediksi penurunan.
James Stanley, Senior Market Strategist di Forex.com, menyatakan optimismenya terhadap emas. Ia melihat potensi kenaikan harga lebih lanjut, meski mengharapkan koreksi sebelum tren utama berlanjut. Ia menyebut support penting ada di level USD 3.300 dan USD 3.280.
Adam Button, Kepala Strategi Mata Uang di Forexlive.com, menganggap tren emas akan menurun. Ia melihat tanda-tanda bahwa Gedung Putih tengah berupaya mencapai kesepakatan, yang berpotensi mempengaruhi pasar emas.
Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, memiliki pandangan bullish untuk emas pada pekan kedua Juni 2025. Ia melihat momentum mendukung emas dan perak. Meskipun mengharapkan aksi ambil untung, ia tetap memprediksi kenaikan harga emas karena melemahnya dolar AS.
Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, juga melihat indikasi positif untuk harga emas. Ia mencatat peningkatan pembelian emas oleh investor Amerika Utara, meskipun belum dalam skala besar.
Hasil Survei Kitco dan Prospek ke Depan
Survei mingguan Kitco News menunjukkan adanya perpecahan pendapat di antara para analis. Dari 14 analis yang berpartisipasi, 50 persen memperkirakan kenaikan harga emas minggu depan, sementara 43 persen memperkirakan penurunan. Sisanya (7 persen) memprediksi pergerakan harga emas akan sideways.
Survei online Kitco melibatkan 256 responden. Hasilnya menunjukkan optimisme yang lebih tinggi dari kalangan retail trader, dengan 66 persen memperkirakan kenaikan harga emas. Hanya 15 persen yang memprediksi penurunan, dan sisanya (19 persen) memperkirakan konsolidasi harga.
Minggu depan, fokus pasar akan tertuju pada data inflasi AS. Rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Rabu akan memberikan petunjuk penting terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Data Indeks Harga Produsen (IHP) dan klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis, serta survei awal Sentimen Konsumen Universitas Michigan pada hari Jumat, juga akan dipantau dengan seksama. Data-data ini akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga emas.
Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami fluktuasi yang cukup besar pada pekan pertama Juni 2025, proyeksi untuk pekan berikutnya masih terbelah antara optimisme dan pesimisme. Data ekonomi makro, terutama data inflasi, akan menjadi penentu utama arah pergerakan harga emas dalam waktu dekat. Volatilitas diperkirakan akan tetap tinggi, sehingga para investor perlu memperhatikan perkembangan terkini dengan cermat.