Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, kembali normal setelah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mereda pada Rabu malam, 18 Juni 2025. Aktivitas vulkanik yang sempat mengganggu operasional bandara kini telah surut, memungkinkan penerbangan domestik dan internasional untuk beroperasi seperti biasa.
Kejadian ini menandai berakhirnya gangguan penerbangan yang terjadi akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi. Pihak bandara memastikan seluruh operasional berjalan lancar dan tertib.
Pemulihan Penerbangan di Bandara Ngurah Rai
Setelah sempat terhenti, sejumlah maskapai internasional kembali melayani rute menuju dan dari Bali. Malaysia Airlines, Virgin Australia, Jetstar, Vietnam Airlines, Singapore Airlines, Juneyao Airlines, dan Malindo Air telah melanjutkan penerbangan mereka.
Penerbangan domestik pun telah kembali normal. Rute-rute populer seperti Jakarta (Cengkareng), Labuan Bajo, dan Semarang kembali beroperasi tanpa hambatan sejak Rabu malam.
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi terhadap Penerbangan
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya menyebabkan sejumlah besar penerbangan mengalami pembatalan pada Rabu, 18 Juni 2025. Sebanyak 32 penerbangan awalnya terdampak, namun angka ini kemudian meningkat hingga 87 penerbangan yang dibatalkan dalam sehari.
Maskapai penerbangan memberikan tiga opsi kepada penumpang yang terdampak: pengembalian dana (refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau pengalihan rute (re-route).
Langkah-langkah Antisipasi dan Layanan Penumpang
Bandara I Gusti Ngurah Rai menyediakan layanan helpdesk di terminal internasional dan area keberangkatan domestik. Layanan ini membantu penumpang yang membutuhkan informasi terkait status penerbangan mereka.
Helpdesk juga memfasilitasi proses pengembalian dana, penjadwalan ulang, dan pengalihan rute bagi penumpang yang penerbangannya terganggu.
Pihak bandara mengimbau calon penumpang untuk selalu mengecek kembali jadwal penerbangan mereka kepada masing-masing maskapai untuk memastikan penerbangan berjalan sesuai rencana.
Kecepatan pemulihan operasional Bandara Ngurah Rai menunjukkan kesigapan dan koordinasi yang baik antara pihak bandara, otoritas penerbangan, dan maskapai. Hal ini meminimalisir dampak yang lebih besar terhadap sektor pariwisata Bali.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Dengan langkah-langkah yang cepat dan terkoordinasi, dampak erupsi gunung berapi terhadap sektor transportasi udara dapat diminimalisir.
Meskipun sempat terjadi gangguan, pemulihan yang cepat menunjukkan ketangguhan industri penerbangan Indonesia dalam menghadapi tantangan. Pengalaman ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan di masa mendatang.