Ancaman terhadap situs-situs warisan budaya Indonesia, khususnya gua-gua purba, semakin nyata. Aktivitas pertambangan yang marak di beberapa wilayah, seperti Kalimantan dan Sulawesi, berpotensi merusak situs-situs bersejarah ini secara signifikan.
Kementerian Kebudayaan pun telah mengambil langkah untuk melakukan kajian dan pemetaan guna mengidentifikasi gua-gua purba yang paling rentan terhadap kerusakan akibat eksploitasi tambang. Hal ini menyusul pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang mengungkapkan keprihatinannya atas ancaman tersebut.
Ancaman Tambang terhadap Gua Purba di Kalimantan
Salah satu lokasi yang paling mengkhawatirkan adalah Gua Sangkurilang di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Gua ini menyimpan kekayaan sejarah berupa ribuan lukisan purba berusia puluhan ribu tahun.
Keberadaan pabrik semen di dekat Gua Sangkurilang dinilai sebagai ancaman serius terhadap kelestarian situs tersebut. Lukisan-lukisan purba yang berusia hingga 40.000 tahun, lebih tua dari lukisan serupa di Gua El Castillo, Spanyol, terancam rusak.
Gua Sangkurilang merupakan bagian dari ekosistem karst Sangkurilang-Mangkalihat seluas 1,8 juta hektare. Sekitar 326.000 hektare di antaranya berstatus kawasan lindung geologi.
Ragam Lukisan Purba di Gua Sangkurilang
Lukisan-lukisan di Gua Sangkurilang tidak hanya berupa telapak tangan, tetapi juga menggambarkan berbagai hewan seperti rusa dan babi hutan. Terdapat pula pola-pola geometris yang menambah kekayaan seni cadas di lokasi ini.
Para ahli telah menganalisis usia lukisan-lukisan tersebut, menunjukkan rentang waktu antara 10.000 hingga 40.000 tahun. Hal ini menjadikan seni cadas Gua Sangkurilang sebagai salah satu yang tertua di dunia.
Upaya Pelestarian dan Koordinasi Antar Kementerian
Menteri Fadli Zon telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Kajian lebih lanjut mengenai ancaman pertambangan terhadap situs-situs bersejarah tengah dilakukan.
Kementerian Kebudayaan sedang melakukan pemetaan dan kajian untuk mengidentifikasi gua-gua purba yang terancam di seluruh Indonesia, termasuk di Sulawesi dan Kalimantan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat untuk upaya pelestarian selanjutnya.
Selain Gua Sangkurilang, beberapa situs bersejarah lainnya juga dikaji untuk memetakan risiko kerusakan akibat aktivitas pertambangan. Kawasan karst, yang seringkali menjadi target pertambangan semen, menjadi fokus utama dalam kajian ini. Contohnya adalah Pegunungan Kendeng Utara di Jawa Tengah.
Pemerintah diharapkan mampu menyeimbangkan kepentingan ekonomi dengan pelestarian warisan budaya. Kerjasama antar kementerian sangat krusial untuk memastikan kelestarian situs-situs purba ini untuk generasi mendatang. Upaya perlindungan yang komprehensif menjadi kunci agar kekayaan sejarah Indonesia tetap terjaga.
Perlindungan situs-situs purba ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya menjadi langkah penting untuk menjamin kelangsungan situs-situs bersejarah ini.