Film “Tinggal Meninggal”, sebuah karya debut sutradara Kristo Immanuel, siap menghibur penonton Indonesia pada 14 Agustus 2025. Film ini menawarkan kisah yang unik dan absurd, menceritakan tentang seorang pria muda yang nekat memalsukan kematiannya sendiri demi mendapatkan perhatian. Kisah ini relevan dengan isu-isu sosial yang tengah marak di masyarakat.
Dibintangi oleh Omara Esteghlal sebagai pemeran utama, film ini akan membawa penonton menyelami lika-liku kehidupan Gema. Gema adalah seorang pria muda yang merasa hidupnya hampa dan diabaikan sejak kecil.
Kisah Gema dan Pencarian Perhatian
Gema, karakter sentral dalam “Tinggal Meninggal”, tumbuh dalam kesepian dan selalu merasa terpinggirkan. Ia kerap ditinggalkan orang-orang terdekat, baik secara fisik maupun emosional.
Keinginan kuat untuk mendapatkan simpati dan persahabatan mendorong Gema mengambil langkah ekstrem: memalsukan kematiannya.
Ironisnya, tindakan ini justru membuat hidupnya semakin rumit dan penuh tantangan. Gema harus berhadapan dengan reaksi beragam dari rekan-rekannya di kantor.
Karakter Pendukung yang Tak Kalah Menarik
Selain Gema, film ini juga menampilkan sejumlah karakter pendukung yang tak kalah menarik. Naya, diperankan oleh Nada Novia, adalah rekan kantor Gema yang terobsesi menjadi selebgram.
Danu, yang diperankan oleh Mario Caesar, adalah teman Gema yang mencurigai kebohongan temannya itu dan berusaha mengungkap kebenaran.
Ilham, diperankan oleh Ardit Erwandha, hadir sebagai sosok mentor yang pernah mengalami pengalaman serupa dan mencoba membimbing Gema.
Semua karakter ini berinteraksi dalam lingkungan kerja yang penuh dengan dinamika khas generasi Z. Mereka masing-masing memiliki permasalahan dan motivasi tersendiri.
Kritik Sosial yang Terbungkus Komedi
“Tinggal Meninggal” lebih dari sekadar film komedi. Film ini menyuguhkan kritik sosial yang tajam namun dikemas dengan cara yang menghibur.
Gema menjadi representasi dari banyak individu di dunia nyata yang merasa tidak cukup hanya menjadi diri sendiri.
Film ini mempertanyakan seberapa jauh seseorang akan bertindak demi meraih pengakuan sosial di tengah budaya yang sangat visual dan performatif.
Lewat komedi gelap, ironi, dan absurditas, film ini menyampaikan pesan penting tentang kesepian dan kebutuhan akan validasi sosial.
Pesan yang disampaikan sangat relevan dengan realitas kehidupan masyarakat modern.
Film ini berhasil mengangkat isu-isu mengenai tekanan sosial media, hubungan antar generasi, dan krisis identitas anak muda.
Dengan pendekatan cerita yang unik, musik orisinal yang mendukung, dan aktor-aktor muda berbakat, “Tinggal Meninggal” berpotensi menjadi salah satu film lokal paling berani dan memorable tahun 2025. Film ini patut dinantikan bagi pecinta film Indonesia yang haus akan tontonan berkualitas. Film ini mengajarkan kita untuk menghargai diri sendiri dan mencari validasi dari dalam diri kita sendiri, bukan dari eksternal.