Beredar luas di media sosial foto yang mengklaim mantan Presiden Joko Widodo mengantar Roy Suryo, Dokter Tifa, dan Rismon Sianipar ke Lapas Nusakambangan. Ketiganya tampak mengenakan seragam tahanan dalam foto tersebut. Namun, tim Cek Fakta Kompas.com telah melakukan penelusuran dan memastikan informasi ini tidak benar.
Foto tersebut merupakan hasil manipulasi digital yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI). Penemuan ini menegaskan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih luas.
Narasi Hoaks yang Beredar
Foto tersebut awalnya diunggah di beberapa akun Facebook pada Rabu, 11 Juni 2025. Foto tersebut disertai narasi yang menyatakan Jokowi mengantar Roy Suryo dan dua rekannya ke Nusakambangan.
Narasi tersebut ditulis dengan gaya yang seolah-olah peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Hal ini tentu saja menyesatkan publik dan perlu diluruskan.
Penelusuran Fakta oleh Tim Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap foto yang beredar. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya kejanggalan yang signifikan.
Pertama, kasus hukum Roy Suryo yang terkait dengan tudingan ijazah palsu Jokowi masih dalam tahap penyelidikan. Belum ada putusan pengadilan yang menyatakan Roy Suryo bersalah dan dijatuhi hukuman penjara.
Kedua, analisis menggunakan perangkat deteksi konten AI menunjukkan bahwa foto tersebut memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan oleh AI generatif. Ini membuktikan bahwa foto tersebut bukan merupakan dokumentasi peristiwa nyata.
Sebelumnya, pada April 2025, Roy Suryo dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan oleh Perkumpulan Advokat Indonesia (Peradi) Bersatu atas dugaan penyebaran informasi tidak benar terkait ijazah Jokowi.
Kesimpulan dan Imbauan Kewaspadaan
Kesimpulannya, foto yang menampilkan Jokowi mengantar Roy Suryo, Dokter Tifa, dan Rismon Sianipar ke Lapas Nusakambangan adalah hoaks. Foto tersebut merupakan hasil manipulasi AI dan tidak mencerminkan fakta yang sebenarnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Informasi yang tidak terverifikasi dapat menimbulkan keresahan dan misinformasi di masyarakat. Telitilah sumber informasi dan gunakan alat verifikasi fakta untuk menghindari penyebaran hoaks.
Di era digital yang serba cepat ini, kewaspadaan terhadap informasi yang beredar sangatlah penting. Selalu biasakan untuk berpikir kritis dan mencari sumber informasi yang terpercaya sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi di media sosial. Dengan begitu, kita dapat mencegah penyebaran hoaks dan menjaga kualitas informasi di ruang publik.