Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengunjungi peserta program Pembinaan Karakter dan Bela Negara di Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok. Kegiatan ini merupakan inisiatif Pemkot Depok untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan memiliki semangat nasionalisme.
Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi berinteraksi langsung dengan para peserta yang tengah mengikuti program pelatihan selama sepuluh hari tersebut. Ia menanyakan motivasi dan pengalaman mereka selama mengikuti program ini.
Percakapan Menarik dengan Peserta Program
Salah satu peserta, seorang remaja laki-laki, secara terbuka mengaku pernah terlibat tawuran. Pengakuan jujur ini langsung direspons Dedi Mulyadi dengan pertanyaan lanjutan yang mengejutkan.
Dedi Mulyadi menanyakan lokasi dan detail tawuran yang pernah diikuti remaja tersebut. Remaja itu menjelaskan tawuran terjadi di Jalan Merdeka, Sukmajaya, Depok, dengan sesama pelajar dan tanpa menggunakan senjata tajam.
Pertanyaan Dedi Mulyadi berlanjut, menanyakan senjata yang digunakan dalam tawuran tersebut. Ternyata, tawuran hanya dilakukan dengan menggunakan tangan kosong.
Mendengar penjelasan tersebut, Gubernur Jawa Barat tampak penasaran. Ia kembali bertanya mengenai tujuan dan hasil dari tawuran tersebut.
Remaja itu menjelaskan bahwa tawuran dilakukan antar sekolah, dan sekolahnya berhasil memenangkan perkelahian tersebut. Namun, ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
Program Pembinaan Karakter dan Bela Negara di Depok
Program Pembinaan Karakter dan Bela Negara di Depok ini diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok. Program ini diikuti oleh remaja berusia 13 hingga 15 tahun.
Program ini bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda yang berintegritas, memiliki semangat nasionalisme, dan terhindar dari kenakalan remaja seperti tawuran. Hal ini selaras dengan visi Gubernur Jawa Barat.
Program yang berlangsung selama sepuluh hari, dari tanggal 31 Mei hingga 9 Juni 2025, memberikan pelatihan dan pembinaan yang diharapkan dapat membentuk karakter positif peserta.
Dampak Positif Program dan Harapan ke Depan
Pengakuan jujur para peserta, termasuk pengakuan terlibat tawuran, menunjukkan keberhasilan program ini dalam menciptakan suasana terbuka dan aman bagi para peserta untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
Interaksi langsung Gubernur Jawa Barat dengan para peserta juga menciptakan dampak positif. Kehadiran Dedi Mulyadi memberikan motivasi dan dukungan bagi para peserta untuk berubah menjadi lebih baik.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain. Program serupa dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan kenakalan remaja dan membentuk generasi muda yang lebih baik.
Semoga program ini dapat terus berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang luas bagi generasi muda Indonesia. Pembentukan karakter dan nasionalisme sejak dini sangat penting untuk masa depan bangsa.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program-program pembinaan generasi muda seperti ini.