PT Bank Tabungan Negara (BTN) resmi mengakuisisi mayoritas saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) dengan nilai transaksi mencapai Rp1,5 triliun. Akuisisi ini merupakan langkah strategis BTN dalam mempersiapkan pemisahan (spin-off) unit usaha syariahnya menjadi bank umum syariah (BUS) independen. Proses spin-off ini dijadwalkan berlangsung pada Oktober atau November 2025, sejalan dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
Langkah ini menandai babak baru dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi BTN di sektor keuangan. Akuisisi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah nasional dan memberikan akses pembiayaan yang lebih luas bagi masyarakat.
Akuisisi Saham Mayoritas BVIS oleh BTN
Penandatanganan akta jual beli dan pengambilalihan saham BVIS dilakukan di Menara BTN, Jakarta, Kamis lalu. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari rencana integrasi yang lebih besar.
Setelah akuisisi, BTN kini menguasai 99,99 persen saham BVIS. Hanya sebagian kecil saham, sekitar 0,0016 persen, yang masih dimiliki oleh Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta. Proses penyelesaian kepemilikan saham minoritas ini masih berlangsung.
Rencana Spin-off Unit Usaha Syariah BTN
Nixon Napitupulu menegaskan bahwa akuisisi BVIS merupakan langkah krusial sebelum proses spin-off unit usaha syariah BTN. Setelah transaksi saham rampung, BTN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memisahkan unit usaha syariahnya.
BVIS juga akan menyelenggarakan RUPS sendiri setelah proses akuisisi selesai. Langkah ini memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan mempersiapkan operasional BUS yang baru secara mandiri.
Penguatan Permodalan dan Right Issue
Sebelum spin-off resmi dilakukan, BTN berencana memperkuat permodalan unit usaha syariah melalui right issue. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan permodalan BUS baru dan memenuhi standar perbankan yang berlaku.
Proses right issue akan memastikan unit usaha syariah memiliki modal yang cukup untuk beroperasi secara independen dan berkompetisi di pasar. Setelah spin-off selesai, diharapkan BUS baru akan beroperasi pada akhir tahun.
Dampak Positif Terhadap Ekosistem Perbankan Syariah Indonesia
Dengan berdirinya BUS baru hasil spin-off BTN, diharapkan ekosistem perbankan syariah Indonesia akan semakin kompetitif dan terintegrasi. Kehadiran BUS baru ini menambah pilihan bagi masyarakat dan memperluas akses pembiayaan sesuai prinsip syariah.
Nixon menambahkan bahwa kelahiran BUS baru ini akan membentuk struktur perbankan syariah yang lebih seimbang. Indonesia nantinya akan memiliki satu bank syariah Buku III dan dua bank syariah Buku II. Hal ini akan mendorong pertumbuhan sektor keuangan syariah yang lebih berkelanjutan.
BTN berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Akuisisi BVIS dan rencana spin-off unit usaha syariah merupakan bukti nyata komitmen tersebut dalam rangka menciptakan industri keuangan syariah yang lebih kuat dan inklusif. Dengan tambahan modal dan strategi yang tepat, BUS baru ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.