Cuaca ekstrem di Arafah, Mekkah, menjadi perhatian serius menjelang puncak ibadah haji. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan suhu di lokasi wukuf dapat mencapai lebih dari 50 derajat Celcius. Hal ini mendorong pemerintah Arab Saudi untuk mengeluarkan imbauan penting bagi para jemaah haji.
Imbauan tersebut bertujuan untuk melindungi jemaah dari dampak buruk cuaca panas yang membahayakan kesehatan. Langkah antisipasi ini menjadi penting mengingat kondisi cuaca yang sangat ekstrem.
Suhu Ekstrem di Arafah dan Imbauan Pemerintah Arab Saudi
Berdasarkan hasil seminar bersama pimpinan Amirul Haji seluruh dunia, Menteri Haji Arab Saudi mengeluarkan imbauan agar jemaah tidak keluar dari tenda antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat. Suhu yang sangat tinggi berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius bagi jemaah.
Selain itu, penggunaan tenda sebagai perlindungan dari sengatan matahari sangat dianjurkan. Jemaah diimbau untuk selalu mematuhi imbauan ini demi keselamatan.
Larangan Mengunjungi Jabal Rahmah
Selain larangan keluar tenda pada siang hari, jemaah haji juga dilarang mengunjungi Jabal Rahmah. Lokasi bersejarah ini akan dijaga ketat oleh petugas kepolisian Arab Saudi.
Petugas kepolisian akan melakukan patroli untuk memastikan larangan tersebut dipatuhi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem.
Penyesuaian Waktu Melontar Jumrah
Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi terkait waktu pelaksanaan lontar jumrah. Waktu pelaksanaan diusahakan agar jemaah terhindar dari paparan sinar matahari yang terik.
Kloter jemaah haji Indonesia dijadwalkan untuk melontar jumrah pada pukul 06.00 hingga 10.00 waktu setempat. Hal ini berbeda dengan waktu ideal setelah dzuhur, namun diprioritaskan keselamatan jemaah.
Meskipun waktu idealnya setelah salat Zuhur, prioritas keselamatan jemaah diutamakan. Menteri Agama menekankan pentingnya menjaga kesehatan agar ibadah haji tetap lancar.
Jemaah haji Indonesia mendapatkan waktu khusus untuk melontar jumrah di pagi hari. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dampak buruk cuaca panas ekstrem.
Menteri Agama mengimbau jemaah untuk lebih mementingkan keselamatan daripada mengejar kesempurnaan sunah. Hal ini bertujuan agar jemaah tetap sehat dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji.
Langkah-langkah antisipasi ini menunjukkan keseriusan pemerintah Arab Saudi dan Indonesia dalam menjaga keselamatan jemaah haji. Semoga seluruh jemaah haji dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dengan selamat.
Koordinasi yang baik antara kedua negara memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah. Semoga ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan penuh berkah bagi seluruh jemaah.