PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menorehkan prestasi gemilang dengan mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarahnya. Pada kuartal I 2025, bank digital ini membukukan laba bersih sebesar Rp67,5 miliar, meningkat 38,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Keberhasilan ini sekaligus menjadi bukti nyata transformasi dan konsistensi kinerja Amar Bank selama lebih dari satu dekade beroperasi.
Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, Amar Bank membagikan dividen tunai senilai Rp95,47 miliar atau Rp5,30 per saham. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan investor sambil terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Rekor Laba Bersih dan Pembagian Dividen
Amar Bank berhasil mencapai laba bersih tertinggi sepanjang sejarahnya pada kuartal pertama 2025. Laba bersih mencapai angka Rp67,5 miliar, menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 38,1% year-on-year (YoY).
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, menyatakan pencapaian ini sebagai bukti nyata dari transformasi dan konsistensi kinerja perusahaan. Amar Bank telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor perbankan digital Indonesia.
Pembagian dividen tunai sebesar Rp95,47 miliar atau setara Rp5,30 per saham juga diumumkan. Hal ini merupakan wujud apresiasi kepada pemegang saham atas dukungan mereka.
Strategi Pertumbuhan: Fokus UMKM dan Inovasi Digital
Ke depan, Amar Bank fokus pada tiga pilar utama untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan. Pertama, perluasan akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kedua, penguatan integrasi Embedded Banking (EB) untuk memperluas jangkauan layanan. Ketiga, peningkatan efisiensi operasional melalui inovasi digital.
Dengan kinerja yang solid di tahun 2024 dan momentum positif di awal 2025, Amar Bank optimis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif sepanjang tahun ini. Perusahaan berkomitmen untuk membangun masa depan inklusi keuangan yang lebih merata di Indonesia.
Kinerja Keuangan Kuartal I 2025: Pertumbuhan yang Sehat dan Stabil
Portofolio kredit Amar Bank tumbuh 15,83% YoY, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang tetap rendah, yakni 1,48%. Hal ini menunjukkan strategi penyaluran kredit yang selektif dan bertanggung jawab, terutama pada sektor UMKM dan ritel.
Pendapatan bunga bersih juga meningkat 19,06%, mendorong total pendapatan operasional mencapai Rp463,7 miliar atau naik 22,88% YoY. Rasio profitabilitas pun membaik, dengan Return on Assets (ROA) sebesar 6,94% dan Return on Equity (ROE) sebesar 8,13%.
Efisiensi operasional meningkat, terlihat dari penurunan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 81,79%. Struktur permodalan yang kuat ditunjukkan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 121,6%, jauh di atas minimum yang dipersyaratkan.
Likuiditas juga terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 3.860% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 163%. Kedua rasio ini menjadi pondasi kuat untuk ekspansi jangka panjang.
Ekspansi Layanan Digital
Amar Bank terus mengembangkan tiga layanan digital unggulan: aplikasi Amar Bank, Tunaiku, dan Embedded Banking. Aplikasi Amar Bank menawarkan pengalaman perbankan personal melalui teknologi AI dan berbasis cloud.
Tunaiku menyediakan layanan pinjaman tanpa agunan hingga Rp30 juta dengan proses yang cepat dan bunga kompetitif, difokuskan pada masyarakat yang belum terlayani perbankan secara optimal (underbanked dan unbanked). Sementara Embedded Banking mengintegrasikan layanan perbankan ke dalam platform mitra.
Dukungan untuk Ekosistem Kreatif
Sebagai bentuk dukungan terhadap sektor ekonomi kreatif, Amar Bank menjadi mitra utama Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025. Kemitraan ini sejalan dengan komitmen bank dalam memberdayakan UMKM dan komunitas kreatif di Indonesia.
Amar Bank juga berkomitmen untuk mengoptimalkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga dan meningkatkan rasio CASA, sambil menjaga efisiensi operasional dengan memanfaatkan teknologi.
Kinerja positif Amar Bank di kuartal pertama 2025 menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat. Komitmen perusahaan pada inovasi digital, fokus pada UMKM, dan dukungan terhadap ekosistem kreatif akan menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan momentum positif ini dan mewujudkan visi inklusi keuangan di Indonesia.
