Hari Tasyrik, tiga hari setelah Idul Adha (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah), merupakan waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Pada tahun 2025, Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni. Lebih dari sekadar perpanjangan perayaan kurban, Hari Tasyrik menyimpan nilai spiritual dan sosial yang mendalam bagi umat Islam.
Meningkatkan Ketaqwaan dengan Dzikir
Hari Tasyrik adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak dzikir, terutama takbir, tahmid, dan tasbih. Hal ini sebagai bentuk syukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Muslim, “Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” Hadits ini menekankan pentingnya mengisi hari-hari tersebut dengan mengingat Allah SWT, bukan dengan berpuasa.
Pelaksanaan Ibadah Kurban dan Sedekah
Bagi yang belum berkurban pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), Hari Tasyrik masih menjadi kesempatan untuk melaksanakan ibadah kurban. Penyembelihan hewan kurban diperbolehkan hingga matahari terbenam tanggal 13 Dzulhijjah. Ibadah kurban memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi, karena dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan.
Membagikan daging kurban merupakan bentuk sedekah yang sangat dianjurkan selama Hari Tasyrik. Tindakan ini tidak hanya meringankan beban kaum dhuafa, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi dan kepedulian sosial. Sedekah dalam bentuk lainnya juga sangat dianjurkan pada hari-hari ini.
Pentingnya Silaturahmi dan Ukhuwah Islamiyah
Hari Tasyrik juga menjadi momentum ideal untuk mempererat silaturahmi. Mengunjungi keluarga, tetangga, dan sahabat dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mendatangkan pahala. Menjalin hubungan baik dengan sesama merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Membangun keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi hal yang sangat berharga.
Mengapa Puasa Dilarang pada Hari Tasyrik?
Puasa dilarang pada Hari Tasyrik. Rasulullah SAW menetapkan hari-hari ini sebagai hari untuk makan, minum, dan berdzikir. Hal ini sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT dan untuk menjaga suasana gembira pasca Idul Adha.
Hari Tasyrik, dengan berbagai amalan yang dianjurkan, bukan hanya perpanjangan dari Idul Adha. Lebih dari itu, hari-hari ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan ketaqwaan, menumbuhkan rasa syukur, dan memperkuat hubungan sosial. Melalui ibadah dan amal saleh, umat Islam dapat meraih pahala dan keberkahan di hari-hari tersebut. Semoga pemahaman yang lebih dalam tentang Hari Tasyrik ini dapat semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.